LANGIT7.ID, Jakarta - Allah SWT memerintahkan
Nabi Musa alaihissalam menghadap Fir’aun untuk memperingatkannya agar tidak melampaui batas. Fir’aun merupakan seorang Raja Mesir yang zalim dan melampaui batas dengan mengaku sebagai Tuhan.
Namun, Musa tak langsung menunaikannya karena menghadap Fir’aun adalah masalah yang sangat berat. Kisah ini dijelaskan Al-Qur;an dalam Surat Thaha ayat 24:
اِذْهَبْ اِلٰى فِرْعَوْنَ اِنَّهٗ طَغٰى ࣖ Terjemahan : Pergilah kepada Fir‘aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas.”
Baca Juga: Belajar dari Halimah As-Sadiyah, Keberkahan Rawat Anak YatimMusa diperintahkan untuk mengajak Fir'aun agar mau menyembah Allah SWT. Jika tidak mau atau membangkang, maka Fir'aun akan mendapat murka dan siksa dari Allah SWT.
Fir’aun telah berlaku durhaka dan sombong. Bahkan, dia berani mengaku bahwa dirinya adalah tuhan dengan ucapannya, “Sayalah tuhan kalian yang tinggi.”
Diriwayatkan dari Wahb bin Munabbih bahwa setelah perintah itu datang, Musa terdiam tidak berkata-kata selama tujuh hari memikirkan beratnya tugas yang dibebankan kepadanya. Setelah itu, Musa didatangi malaikat yang berkata “Taatilah Tuhanmu sesuai dengan perintah-Nya.”
Dilansir tafsir Kementerian Agama (Kemenag), Selasa (17/1/2023), barulah Musa bangkit melaksanakan perintah dan mengharapkan agar Allah SWT melapangkan dadanya untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan berani menghadapi Firaun. Dia merasa bahwa beban yang dipikulkan atasnya adalah suatu urusan besar dan amat berat, tidak dapat dilaksanakan kecuali dengan keberanian yang mantap dan dada yang lapang.
Baca Juga: Kisah Halimah As-Sadiyah, Rasakan Berkah karena Susui Nabi SAWMusa diperingatkan untuk menghadapi seorang raja yang kekuasaannya paling besar, paling kejam, sangat ingkar sangat banyak tentaranya, makmur kerajaannya, berlebihan dalam segala hal. Puncak kesombongan itu ialah saat Fir'aun tidak mengenal Tuhan selain dirinya sendiri.
Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, Allah SWT memerintahkan Musa yang sebelumnya lari dari Fir’aun agar menemuinya kembali, berhadapan langsung. Serulah Fir’aun agar mengesakan Allah SWT dan menyembah-Nya.
Selain itu, Musa juga meminta Fir'aun untuk bersikap baik kepada Bani Isra'il. Sesungguhnya dia (Fir'aun) telah kafir dan melampaui kewajaran dan melampaui batas, yang mana Iebih mengutamakan kehidupan dunia dan mengaku sebagai Tuhan Yang Mahatinggi.
Perintah Allah SWT kepada Musa untuk menemui Fir'aun adalah tugas yang berat. Saking beratnya, Musa meminta agar saudaranya, Harun, menemani pertemuannya dengan Fir’aun karena ini merupakan perkara yang agung dan berat.
Adapun sebab dari permintaan Nabi Musa ini adalah kata-katanya, "sehingga dadaku terasa sempit dan lidahku tidak lancar, maka utuslah Harun (b e rs am a ku). " (asy-Syu'araa' : 13)
Baca Juga:
Kisah Sahabat Nabi yang Selalu Baca Surat Al Ikhlas saat Salat
Kisah Ayah Nabi Muhammad yang Sempat akan Dikurbankan(gar)