LANGIT7.ID-, Jakarta - - Lulusan
Pendidikan Vokasi diharapkan siap berkompetisi di dunia kerja global. Untuk itu diperlukan tindakan nyata sebagai upaya meningkatkan kesiapan sumber daya manusia (SDM) menghadapi tantangan global.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) menandatangani sejumlah perjanjian kerja sama dengan
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI)/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Melalui perjanjian tersebut Kemendikdasmen berharap dapat memperkuat sistem penempatan tenaga kerja, khususnya bagi lulusan pendidikan vokasi yang ingin bekerja di luar negeri.
Upaya ini diharapkan dapat mendorong lulusan vokasi berkompetisi di pasar global dengan keterampilan yang memadai dan tetap menjaga perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia, serta meningkatkan akses informasi dan peluang kerja, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Baca juga: Sinergi Pendidikan Vokasi Siapkan SDM Kompeten Berdaya Saing GlobalPendiri Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Overseas Training Center (OTC), I Wayan Rediyasa, mengungkapkan bahwa objektif utama dalam pembelajaran di LKP adalah menjadikan peserta didik berhasil mengikuti program pembelajaran dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Selain itu, LKP harus terus mencari sekaligus membuka penawaran peluang agar peserta didik berpeluang untuk dapat bekerja di luar negeri.
"Kedua hal ini yang akan menjadi keunggulan LKP," kata Rediyasa.
Ia juga mengungkapkan, pembaruan kurikulum juga harus terus dilakukan sesuai dengan evaluasi yang diberikan oleh industri. Hal ini dilakukan agar kurikulum dan pelatihan yang diberikan, betul-betul selaras dengan kebutuhan industri. Tentu membutuhkan kerja sama dan kemitraan yang intens agar industri dapat terus memberikan masukan untuk kualitas lulusan LKP.
"Kredibilitas LKP harus dijaga dengan memastikan kualitas lulusan yang memiliki
soft skill," kata Rediyasa.
Ia menceritakan bahwa dengan menjaga kualitas dan kredibilitas, banyak industri bermitra dengan LKP OTC dan memberangkatkan banyak sekali lulusan ke luar negeri.
Kepala SMKN 2 Subang, Deden Suryanto, menyampaikan hal senada. Ia melihat peluang kerja sama antara SMK dengan industri semakin terbuka lebar. Hal tersebut membuat ia dan tim menerapkan pembelajaran yang membina
hard skill, dan
soft skill, serta berfokus pada
outcome menghadirkan lulusan yang memiliki kompetensi berdaya saing global.
"SMKN 2 Subang sejak tahun 2005 sudah memberangkatkan lulusan ke luar negeri. Total ada lebih dari 500 alumni yang sudah di Jepang, 200 di Korea, dan di beberapa negara lain. Lulusan yang mendapatkan pekerjaan di luar negeri juga berangkat dengan ragam kompetensi, seperti rekayasa perangkat lunak, teknik pengendalian industri, pengolahan makanan, perikanan, dan lain-lain," jelas Deden.
Sebagaimana I Wayan Rediyasa dan Deden Suryanto mengharapkan kualitas terbaik lulusan LKP dan SMK dapat bekerja profesional di luar negeri, Kemendikdasmen turut berupaya dapat menghubungkan ekosistem pendidikan secara langsung dengan sektor industri.
“Kami berharap, kerja sama ini akan dapat memberikan dampak positif dan membuka peluang-peluang lain ke depannya, dalam usaha kita melakukan pengembangan pendidikan vokasi dan peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia yang lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan global,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, Tatang Muttaqin saat penandatanganan perjanjian kerja sama.
Sebagai upaya untuk mendorong persiapan Pekerja Migran Indonesia dari SMK, Kemendikdasmen telah melakukan intervensi dalam bentuk Bantuan Pemerintah Penguatan Persiapan Program Magang Luar Negeri Tahun 2024 kepada 113 SMK guna meningkatkan kesiapan peserta didik, dalam menghadapi tantangan di dunia kerja global.
(lsi)