LANGIT7.ID - Senin, 28 Mei 2012, selang empat hari wafatnya KH Muslim Rifai Imampuro Karanganom Klaten, umat Islam dikejutkan dengan meninggalnya ulama yang dikenal nyentrik dan kharismatik, yakni Mbah KH Hambali Abu Sujak Ar-Ruslani.
Mbah Hambali merupakan pendiri dan pengasuh Pondok Bodho Al-Frustasiyah Caruban Lasem Rembang Jawa Tengah. Ribuan pelayat dari kalangan kiai, santri, dan pelajar dari berbagai kalangan berbondong-bondong mengantar jenazah beliau ke tempat peristirahatan terakhir. Beliau dimakamkan di lingkungan pesantren pukul 13.00 WIB dengan dilepas Gus Qoyyum Lasem.
Baca Juga: Pondok Bodho Alfrustasiyah, Pesantren Nyentrik untuk Santri Frustasi
Mbah Hambali dikenal sebagai kiai yang sabar membimbing para santri yang dikenal dari orang-orang yang putus asa dalam hidupnya. Di kalangan masyarakat, ia dikenal sebagai ulama nyentrik dengan penampilan sederhana. Kadang pernyataan beliau sulit dipahami, karena berupa isyarat. Tak jarang santri dan para tamu harus memecahkannya sendiri.
Satu hal yang paling unik dari beliau, yakni mempersiapkan sendiri makam untuk tempat peristirahatan terakhirnya.
Mbah Hambali jika dirunut masih keturunan Sunan Kalijaga. Perawakannya sedang, kecoklatan, dan berewokan. Sekilas seperti galak, tapi hatinya lembut. Ia mengasuh Pondok Bodho Alfrustasiyah. Santri-santrinya mayoritas mengalami stress, frustasi, putus cinta, dan lain sebagainya.
Di pesantren beliau, santri tidak dipungut biaya sepeser pun. Pengajiannya unik karena tidak mengaji kitab, tapi santri ada yang ditempatkan di tambak ikan bandeng, dapur rumah, sebagai penerima tamu, dan tukang bangunan. Setiap malam Jumat diadakan tahlilan, ngaji Yasin, shalat taubat, dan sebagainya.
Pondok bangunan yang didirikan itu berkali-kali mengalami bongkar pasang karena masalah tak kasat mata. Mbah Hambali menyebut ada seseorang yang menyumbang pondok tapi tidak ikhlas, jadi dibongkar kembali. Ia tak ingin bangunan pesantren berasal dari sumbangan harta syubhat, apalagi haram.
Kiprah beliau dalam meminimalisir kejahatan dan pengangguran sangat mulia. Ia juga melakukan upaya pemeliharaan anak-anak yatim menjadi anak yang shaleh-shalehah. Semua itu dikerjakan tanpa bantuan pemerintah, sumber dananya swadaya melalui usaha tambak ikan dan garam yang banyak menghasilkan untuk kemaslahatan umat.
(jqf)