Langit7, Depok - Kue jajanan pasar selalu diminati oleh masyarakat. Biasanya para pelaku usaha kulineran ini dilakukan oleh para ibu rumah tangga demi membantu perekonomian keluarga mereka.
Tapi siapa yang menyangka, ada seorang penjual jajanan pasar, yakni arem-arem mie yang merupakan mantan dosen. Ialah Tini Ismiyani yang memutuskan mundur dari pekerjaan lamanya sebagai tenaga pendidikan di Universitas Indonesia yang merupakan salah satu perguruan tinggi nomor wahid di tanah air.
"Sebelum saya menjalankan usaha ini, saya berprofesi sebagai dosen kurang lebih 12 tahun. Saya mengabdi menjadi dosen di Universitas Indonesia dan memutuskan resign tahun 2020 kemarin bersamaan dengan memulai usaha arem-arem ini," jelasnya dikanal Youtube JagaLilin.
Baca juga: Hasilkan Rupiah Sekaligus Atasi Masalah Sampah OrganikMelalui brand Arem-arem Mie Hj Rully, Tini justru sukses mengembangkan usahanya itu. Ide usaha ini tercetus ketika pandemi membuatnya banyak menghabiskan waktu di rumah, sehingga ia berupaya menyalurkan hobinya membuat kue.
Awal menjalankan usahanya, ia hanya dibantu oleh suaminya. Seiring waktu dan bertambahnya permintaan, kini Tini telah sukses dan memiliki gerainya sendiri dan dibantu oleh beberapa orang karyawan.
"Karena sudah tidak bisa ditangani oleh kami berdua lagi, nah disaat itulah meyakinkan diri untuk resign dan fokus ke pengembangan usaha ini. Saya lihat usaha ini bisa bermanfaat dan membuka lapangan pekerjaan," katanya.
Baca juga: Muslim Ini Berhasil Kembangkan Usaha AquascapeMenurutnya, sebuah usaha akan memiliki banyak manfaat yang bisa dibagikan kepada orang banyak jika dijalankan dengan serius.
Keputusannya untuk mundur dari pekerjaan lamanya juga merupakan salah satu langkah untuk keluar dari zona nyaman.
"Kita mau mempopulerkan arem-arem yang merupakan makanan tradisional menjadi bisa mendunia. Kita mendesain dan memikirkan kemasannya dalam bentuk
ready-to-eat," katanya.
Menurutnya, Arem-arem Mie Hj Rully ini bisa berkembang karena memang masih minimnya kompetitor. Saat ini, Tini masih terus berupaya menyosialisasikan produknya agar dikenal masyarakat lebih luas.
"Kalau pasar masih kita fokuskan di Jabodetabek, terutama memang banyaknya di Jakarta," katanya.
Baca juga: Wapres Minta Santripreneur Jadi Pemberdaya Ekonomi MasyarakatSelain itu, Tini biasa memberikan harga per box arem-aremnya dengan harga mulai dari Rp40-70 ribu. Menurutnya, harga itu setimpal dengan rasa dan kualitas produknya.
Ia berharap, makanan yang biasa dibuat ibu-ibu di rumah ini bisa dinikmati dan dirasakan oleh banyak masyarakat.
"Saya optimis bisnis ini bisa tumbuh berkembang. Ke depan kami menargetkan untuk bisa masuk ke swalayan supaya orang bisa lebih mengenal produk ini," tambahnya.
(zul)