Hal diperbolehkannya tayamum lainnya yakni ketika seseorang tengah sakit yang mana hal itu akan menimbulkan mudharat baginya, seperti sakit yang diderita semakin lama atau kesembuhannya akan lama.
Ada tata cara tayamum yang benar sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW. Umat Islam diberikan keringanan untuk bersuci saat hendak salat tanpa menggunakan air.
Ada 4 bagian pokok saat wudhu yang tak boleh dilewatkan seorang muslim ketika bersuci. Hal ini jangan sampai terlewat karena terkait kesempurnaan salat.
Pendakwah Buya Yahya mengatakan, marah merupakan sifat yang disukai oleh setan. Karena itu, Nabi Muhammad SAW memiliki cara untuk meredam emosi api amarah, yakni dengan mengambil air wudhu.
Dari hadis tersebut, sangat jelas bahwa wudu wajib disempurnakan. Kemudian wudu yang sempurna juga merupakan salah satu syarat sah salat yang dapat melunturkan dosa-dosa.
Rasulullah menganjurkan umat Islam untuk hemat air saat berwudhu. Adapun takaran air Nabi SAW dalam sebuah hadis tak lebih dari satu mud atau sekitar 1/2 liter.
Selain sebagai syarat sah salat, ternyata berwudu juga dianjurkan sebelum hendak tidur malam. Orang yang berwudu sebelum tidur, maka malaikat akan menjaganya di waktu tidur.
Ada 4 pendapat seputar wudhu menyoal batal atau tidaknya bersentuhan laki-laki dengan perempuan. Acuan ini bersumber dari pemahamannya fikih para sahabat.
Dalam riwayat yang lain, Al-Imam Ahmad bin Hanbal menceritakan sebuah hadits tentang orang yang ketika shalat, ada bagian dari kakinya seukuran koin uang dirham yang tidak sempat basah kena air sewaktu berwudhu'.
HUkum taharah dalam ilmu fiqih terbagi menjadi dua, yakni taharah a'iniyyah dan taharah hukmiyyah. Taharah a'iniyyah adalah penyucian yang tidak melampaui dari tempat sebabnya.