Kehadiran Syeikh KH Hasyim Asyari dan banyak tokoh pesantren dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, meninggalkan jejak konkret atas peran ulama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan Cut Nyak Dhien di Jalan Allah patut dijadikan pembelajaran. Terlebih, kisah heroiknya di Tanah Rencong sampai-sampai ditakuti pihak Belanda.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengajak masyarakat terutama ASN Kementerian Agama untuk meneladani perjuangan pahlawan sesuai konteks masa kini.
Abdoel Moeis merupakan pejuang, sastrawan, politikus, dan wartawan Indonesia. Abdul Moeis merupakan Pengurus Besar Sarekat Islam, dan anggota Volksraad atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 1918.
Setiap 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang perjuangan Arek-arek Suroboyo menghalau penjajah yang dikomandoi Bung Tomo. Putra Bung Tomo, HM Bambang Soelistomo, menceritakan awal mula Bung Tomo mengomandoi pertempuran di Surabaya melawan tentara Sekutu
Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Salahuddin bin Talibuddin dari Maluku Utara. Masayarakat mengenalnya dengan nama Haji Salahuddin.
Keunggulan pesawat N-219 dapat difungsikan untuk berbai keperluan. Pesawat N-219 dapat mengangkut penumpang sipil, angkutan militer, angkutan barang atau kargo, evakuasi medis, hingga bantuan saat bencana alam.
Di balik pekikan takbir Bung Tomo dalam peristiwa 10 November 1945. Kala itu, ada seorang dokter beragama Kristen yang ikut bergerak melawan tentara sekutu karena mendengar teriakan takbir Bung Tomo.
Penulis buku Utang Republik pada Islam menyebut, jika ditarik jauh ke belakang, tidak ada umat Islam menarik garis pemisah dengan Indonesia. Belum ada republik, tokoh-tokoh islam sudah mendukung perjuangan kemerdekaan.