LANGIT7.ID, Jakarta - Islam melarang umatnya untuk menghina dan merendahkan orang lain. Sikap menghina dan merendahkan ini terlahir dari adanya rasa "paling" individu, maupun kelompok manusia yang merasa dirinya paling mampu, paling benar, paling baik, dan lainnya.
Padahal Islam melarang perilaku menghina dan merendahkan, sebagaimana termaktub dalam surat Al-Hujurat ayat 11:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok).
Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
Baca Juga: Tafsir Al Munir: Kisah 2 Malaikat Pengajar Sihir dalam Al-QuranDalam tafsir al-Alusi, Syaikh Abu Tsana' Afandi Al-Alusi menjelaskan beberapa pokok penafsiran ayat ini. Pertama, melakukan muhasabah atau penilaian diri sebelum menilai orang lain untuk mencegah diri dari rasa "paling".
Kedua, menanamkan keyakinan dalam hati bahwa hanya Allah Taala yang mengetahui hakikat kualitas setiap individu, memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ketiga, memikirkan akibat dari perilaku menghina dan merendahkan yang dapat menyebabkan rantai penghinaan dan perendahan, sebagai bentuk balasan dunia bagi perilaku manusia.
Keempat, memikirkan akibat dari perilaku menghina dan merendahkan terhadap citra Islam sebagai agama yang membawa kedamaian dan menjunjung kerukunan. Kelima, selalu mengutamakan sopan-santun dalam berperilaku di kehidupan sosial, salah satunya tidak memanggil seseorang dengan sebutan-sebutan atau julukan (laqab) negatif.
Keenam, selalu menjaga kerukunan dengan tidak saling menghina dan merendahkan menjadi hal yang wajib dilakukan bagi umat beragama dan bernegara. Sebab, bangsa ini membutuhkan pribadi-pribadi yang senantiasa membawa kerukunan dan persatuan demi mewujudkan etos kerakyatan dalam mencapai tujuannya.
Baca Juga: Bank Indonesia Luncurkan Uang Rupiah Baru, Begini Penampilannya(zhd)