LANGIT7.ID, Jakarta -
Hacker atau peretas bisa dibilang kelompok paling menakutkan. Tanpa diketahui, mereka bisa mengidentifikasi dan mengeksploitasi kerentanan sistem jaringan untuk mendapatkan akses ke sebuah sistem.
Kerentanan tersebut dimanfaatkannya untuk melakukan kejahatan siber, seperti membocorkan data lalu menjualnya, hingga penipuan. Tak hanya menyerang orang-orang awam, peretas berani membobol kelompok besar, seperti data pemerintahan dan bank.
Baca Juga: Bjorka Angkat Bicara: Saya Bukan Penjahat, Hanya Cari KeadilanSeperti halnya dilakukan
Bjorka, seorang peretas yang baru-baru ini menghebohkan Tanah Air. Dirinya membagikan data instansi besar Indonesia, mulai dari PLN, Indihome, data registrasi kartu SIM, hingga data sejumlah menteri dan pejabat.
Selain Bjorka, berikut deretan peretas paling berbahaya di dunia, melansir dari
Kaspersky, Kamis (15/9/2022).
1. Kevin MitnickPria asal Amerika Serikat ini merupakan peretas yang berhasil membobol Komando Pertahanan Amerika Utara (NORAD) pada 1982. Tak hanya itu, pada 1989 dia juga meretas jaringan Digital Equipment Corporation (DEC) dan membuat salinan perangkat lunak mereka.
Tindakan kekerasan itu membuat Mitnick mendapatkan hukuman dan ditahan di penjara. Setelah satu tahun ditahan, Mitnick dibebasan bersyarat.
Seolah tak kapok, dalam masa percobaan, Mitnick menjebol jaringan komputer beberapa perubahan kesar dan kabur selama 2,5 tahun sehingga dinobatkan sebagai
most wanted hacker atau peretas paling dicari FBI.
2. Adrian LamoPada 2001, Adrian Lamo yang berusia 20 tahun menggunakan alat manajemen konten yang tidak dilindungi di Yahoo untuk memodifikasi artikel
Reuters dan menambahkan kutipan palsu yang dikaitkan dengan mantan Jaksa Agung John Ashcroft.
Lamo kerap meretas sistem kemudian memberi tahu pers dan korbannya. Lalu pada 2002, dia meretas intranet
The New York Times dan menambahkan dirinya ke daftar sumber ahli serta melakukan penelitian tentang tokoh publik terkenal.
Lamo mendapat julukan "
The Homeless Hacker" karena dia lebih suka berkeliaran di jalan-jalan dengan ransel dan tidak memilki rumah tetap.
Baca Juga: Berkaca dari Kasus Bjorka, Pemerintah Diminta Benahi Keamanan Siber3. Albert GonzalesMenurut
New York Daily News, Gonzalez yang dijuluki "
supnazi", memulai kariernya sebagai "pemimpin kelompok sekutu buku komputer yang bermasalah" di sekolah menengahnya di Miami. Dia akhirnya menjadi aktif di situs perdagangan kriminal Shadowcrew.com dan dianggap sebagai salah satu peretas terbaiknya.
Pada usia 22 tahun, Gonzalez ditangkap di New York karena kasus mencuri data dari jutaan rekening kartu kredit. Untuk menghindari hukuman penjara, ia menjadi informan untuk Secret Service, yang akhirnya membantu mendakwa puluhan anggota Shadowcrew.
Selama menjadi informan bayaran, Gonzalez melanjutkan aktivitas kriminalnya. Gonzaes berhasil meretas jaringan beberapa perusahaan dengan total curian USD256 juta hanya dengan injeksi SQL dasar.
4. Michael CalcePada Februari 2000, Michael Calce yang berusia 15 tahun, juga dikenal sebagai "
Mafiaboy", menemukan cara untuk mengambil alih jaringan komputer universitas. Dia menggunakan sumber daya gabungan untuk mengganggu mesin pencari nomor satu saat itu, yakni Yahoo.
Dalam satu minggu, dia juga meretas Dell, eBay, CNN, dan Amazon menggunakan serangan
distributed-denial-of-service (DDoS) sehingga membuat server perusahaan kewalahan dan menyebabkan situs web mereka.
5. Jeanson James AnchetaBerbeda dari peretas lainnya yang meretas sistem untuk mencuri data perbankan, Ancheta justru menggunakan
bot berbasis perangkat lunak untuk menginfeksi dan mengendalikan sistem komputer.
Ancheta berhasil mengeksploitasi lebih dari 400.000 komputer pada 2005. Ia kemudian menyewakan mesin tersebut kepada perusahaan periklanan untuk memasang
bot atau
adware secara langsung pada sistem tertentu.
Baca Juga:
Pemerintah Bakal Bentuk Emergency Response Team Cegah Kebocoran Data
Langkah Pemerintah Buru Hacker Bjorka Dinilai Keliru
Hati-hati, Sebar Data Retasan Bjorka Bisa Dipidana(asf)