LANGIT7.ID, Jakarta - Menjadi seorang mualaf bukanlah perkara mudah. Banyak rintangan yang akan dihadapi ke depannya, seperti yang dialami alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB), Arnita Rodelina Turnip.
Arnita menceritakan, sebelum memantapkan diri sebagai mualaf, ia terbiasa dengan latar belakang keluarga dengan agama yang berbeda. Ibundanya seorang muslim sementara ayahnya Katolik. Sayangnya, sang ibu kini berpindah agama menjadi Kristen.
Sejak menduduki bangku SMA, Arnita selalu kritis terhadap ajaran Alkitab yang ia pelajari dahulu. Namun tidak dapat menemukan jawaban memuaskan dan alkitabiah atas pertanyaan-pertanyaannya itu.
Singkat cerita, Arnita mulai masuk ke jenjang pendidikan lebih tinggi di Universitas IPB. Di awal perkuliahan tepatnya pada tahun 2015 saat semester satu hingga dua, Arnita tinggal di asrama kampus. Justru di sana Arnita menemukan jawaban yang selama itu tidak pernah ia dapatkan.
Baca Juga: Kisah Fransisca Monica, Mantan Aktivis Gereja Kini Mantap Berislam"Jadi pertanyaan-pertanyaan yang dulu saya nggak dapatkan, di SMA dan dari kecil itu saya dapatkan ketika saya di IPB sembari menonton video Zakir Naik," kata Arnita saat di wawancara
Langit7, Kamis (15/9/2022).
Kala itu juga ia sekamar dengan seorang mahasiswi yang memegang teguh agama Islam. Namun Arnita mengaku bahwa dirinya menjadi mualaf tidak ada sedikit pengaruh pun dari teman satu kamarnya itu. Keinginannya benar-benar datang dari diri sendiri. Ia pun resmi memeluk agama Islam pada 20 September 2015.
"Saya langsung datang ke DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) di sana, langsung diikrarkan oleh ustaznya juga di sana," jelasnya.
Arnita menceritakan, emosi yang bercampur aduk antara senang dan sedih kala ia mengucapkan dua kalimat syahadat. "Terharu dan sedih karena tidak didampingi orang tua, tapi bahagia juga nggak tahu kenapa kaya merasa lebih plong gitu lebih senang tapi ada sedihnya juga," tuturnya.
Bahkan keputusannya memeluk agama Islam ditentang keras oleh sang ayah. Terlebih nama Arnita dicoret dalam kartu keluarga (KK). Meski demikian, ibunda selalu menjadi support system terbaik bagi Arnita dalam mengambil keputusan dan menjalani hidup.
Baca Juga: Komitmen dalam Dakwah, Pak Yo Buka Bimbel Gratis di Klaten"Ayah sampai sekarang itu mengeluarkan saya dari Kartu keluarga," ujar Arnita.
"Untuk ibu tidak ada masalah, tapi beliau tidak bisa untuk membela saya dari ayah karena posisinya sangat sulit," imbuhnya.
Hingga saat ini, kata Arnita, hubungan antara dirinya dan ayahanda masih terasa dingin. Meski tidak timbul permasalahan-permasalahan lainnya.
Nama Arnita Rodelina Turnip sempat jadi perbincangan hangat, lantaran ia sempat dinonaktifkan sebagai mahasiswa peserta Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Pemkab Simalungun di Institut Pertanian Bogor (IPB) karena menjadi mualaf. Namun kasus tersebut dapat diselesaikan dengan baik, Arnita kembali mendapatkan haknya tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku.
Baca Juga: Pakar Kristologi Unair: Nubuat Nabi Muhammad Diungkap dalam Perjanjian Lama(zhd)