Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Ahad, 16 Maret 2025
home sosok muslim detail berita

Cerita Gus Mus Ditegur dan Ditausiahi Orang Ketika Shalat di Terminal

arif purniawan Jum'at, 11 November 2022 - 19:24 WIB
Cerita Gus Mus Ditegur dan Ditausiahi Orang Ketika Shalat di Terminal
KH Musthofa Bisri atau biasa disapa Gus Mus (foto: istimewa)
LANGIT7.ID, Jakarta - KH Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus membagikan pengalamannya ketika di tegur saat menunaikan sholat di terminal. Ia ditegur karena cara posisi sembahyang yang dinilai kurang tepat oleh orang lain yang menganggap pendapatnya benar.

“Saya pernah di terminal, sembahyang, pundak saya diginikan (agak digeser), katanya kurang ke sini. Saya di pidatoni, saya ini lho di tausiahi, sampeyan mesti ketawa. Gus Mus ditausiahi, nemen (keterlaluan),” kata Gus Mus dalam seminar kebangsaan dikutip dari kanal YouTube Spasi, Jumat (11/11/2022).

“Sampeyan itu sembahyang kurang ke sini. Sekarang ini, menurut fatwa internet hehe. Itu sampai berpengaruh ke bawah. Persoalan yang remeh temeh,” ceritanya.

Baca juga: Gelora Takbir Bung Tomo Jadi Energi Pertahankan Kemerdekaan

Kemudian ada yang datang ke tempatnya minta restu merubah pengimaman. Mau digempur temboknya. Dasarnya adalah dari penjelasan internet. Perkataan remeh, yang kemudian sudah viral. “Sajadah digeser kan bisa!,” ungkapnya.

Gus Mus mengaku anaknya juga cerita, pernah suatau ketika jilbabnya dibetulkan orang. “Ukhti, balajar lagi yang baik tentang agama ya,” kata orang yang membetulkan jilbab tadi.

Padahal anak Gus Mus juga mengajar di pesantren. Bilang, dengan perkataan Kang Yu itu dianggap tidak ada.

“Kurang syariat kalau tidak ukhti, hal cilik-cilik itu dirumati baguslah. Asal tidak dijadikan gap sesama saudara. Silakan kalau mau diganti semua, ikhwan, ya sihli (wahai mertuaku), diganti cara Arab tidak apa-apa, asal jangan memecahkan persaudaraan,” tegasnya.

Baca juga: Mengenang Abdoel Moeis, Pahlawan Nasional Pertama di Indonesia

Gus Mus lalu mengutip isi dalam surat Al Maidah ayat 48.

“Walau Sya’a Lajaalahum Ummatan wahida.” Artinya : Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikanNya satu ummat (saja).

Ummatan Wahida...di dalam ayat ini, kata Gus Mus berarti, ada walau. "Itu andai kata dan andai kata itu tidak," terangnya.

"Andaikata Tuhan menghendaki, di dunia ini ada satu ummat. Artinya apa, Tuhan tidak menghendaki satu ummat. Keberagamaan ini adalah suatu keniscayaan, suatu yang fitri sifatnya. Melawan ini, sama saja melawan kehendak Tuhan dan itu sia-sia," lanjutnya.

Gus Mus menjelaskan, keberagamaan ini pernah dicoba dengan keseragaman, niatnya harmonis. Sementara harmonis itu kan bagus. Dikiranya kalau seragam itu harmonis, sampai nanam padi seragam, jual padi seragam, mengecat rumah sendiri seragam.

“Karena selalu dicekoki keseragaman, jadi kita agak sulitr berbeda. Berbeda sedikit marah, padahal berbeda itu indah sekali. Misal di taman, ada bunga kuning saja, nyepeti mripat. Kalau ada merah, putih kan bagus itu,” terangnya.

Baca juga: Niat Awal jadi Pastor, Arnold Al Gonzaga Putuskan untuk Bersyahadat

Banyaknya kegiatan seminar kebangsaaan, dengan tema menggalang persatuan ini menunjukkan ada keresahan yang luar biasa di kalangan masyarakat.

“Saya kemarin membaca. Kok ada, pramuka yel-yel “Islam yes, kafir no”. itu nyekoki bagaimana?, itu merusak betul, itu menyakitkan sekali. dan itu dilakukan oleh orang mengaku beragama,” ujarnya.

“Orang beragama itu tahu, Tuhan Maha pengasih. Tuhan itu Rahmatan lil Alamin. lha sama saudara sendiri tidak ada kasih sayang, bagaimana dengan yang lain-lain?. Mbok ya, sebelum fatwa itu ngaji dulu. Saya terlalu menggurui. Hal-hal sepele, dijadikan besar, membedakan satu dengan yang lain,” beber Gus Mus.

Bahkan, sampai menulis Insya Allah itu gegeran, ini tidak pakai SY tapi SH. Bahkan, Gus Mus ingin ketawa, sekaligus ingin nangis. "Karena itu yang ngomong ustadz, beredar di group WA," tegas Gus Mus

(sof)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Ahad 16 Maret 2025
Imsak
04:33
Shubuh
04:43
Dhuhur
12:05
Ashar
15:12
Maghrib
18:08
Isya
19:17
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan