LANGIT7.ID, Jakarta - Allah
subhanahu wa ta'ala (SWT) memberitahukan bahwa apabila sangkakala ditiupkan oleh Malaikat Israfil, maka itu sebagai tanda pembangkitan makhluk. Kemudian manusia akan dibangkitkan dari kuburnya. Hal ini sebagaimana Allah jelaskan dalam Surat Al Mu'minuun Ayat 101-104:
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ . فَمَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ . وَمَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ فِى جَهَنَّمَ خَٰلِدُونَ . تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ ٱلنَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَٰلِحُونَ
Artinya: "Apabila sangkakala ditiup maka tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka, pada hari itu (hari Kiamat) dan tidak (pula) mereka saling bertanya. Barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam. Wajah mereka dibakar apu neraka dan mereka di neraka dalam keadaan muram dengan bibir yang cacat".
Berdasarkan kajian tafsir Ibnu Katsir pada beberapa ayat ini, Sekretaris Dewan Hisbah Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), KH Zae Nandang menjelaskan Allah Ta'ala mengabarkan berita yang pasti kebenarannya.
Baca Juga: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir: Asal-Usul Penamaan Surat Saba"Mustahil bohong, karena itu secara syar'i wajib iman kepada kabar Allah Ta'ala. Kalau menurut akal harus percaya kepada kabar dari Allah," kata Kiai Zae Nandang dikutip
Langit7 dalam kanal YouTube Persis TV Channel, Selasa (29/11/2022).
Lebih lanjut, Kiai Zae Nandang juga menjelaskan bahwa kabar terbagi menjadi tiga macam. Pertama, kabar yang pasti benarnya, yaitu kabar dari Allah Ta'ala dan RasulNya. Kedua, kabar yang pasti bohongnya yaitu dari iblis.
"Kalau dari manusia menurut dari ulama Yahudi yang masuk Islam, yaitu Abdullah bin Salam menyatakan sesungguhnya Yahudi adalah kaum yang tukang bohong," ujarnya.
Selanjutnya kabar ketiga, kata Kiai Zae Nandang yaitu berita yang mungkin benar dan mungkin juga salah. Sehingga berita tersebut mesti diperiksa terlebih dahulu karena tidak mudah untuk menerima.
"Allah Ta'ala mengabarkan bahwasanya apabila di tiup sangkakala, tiupan bangkit. Tidak diterangkan bentuk dan caranya karena ini urusan gaib, sehingga diawal saya katakan wajib iman," ujarnya.
Hal tersebut menurut dia hal-hal gaib bukanlah objek pikiran akan tetapi iman. Sehingga ketika sangkakala itu ditiup, maka manusia bangkit dari kubur kemudian tidak ada nasab di antara mereka.
Baca Juga: Mengapa Negara Barat Ngotot Promosikan LGBT di Piala Dunia Qatar?"Ialah tidak bermanfaat nasab-nasab di hari itu antara orang tua dengan anak, dengan saudara, dengan istri, suami dan seterusnya. Nasab-nasab itu sudah tidak bermanfaat lagi," ujarnya.
Kiai Zae Nandang menerangkan, di hari itu tangisan kesedihan tidak ada kaitan dengan nasab. Sebab, masing-masing orang akan sibuk dengan dirinya, tidak akan menoleh yang lain, walaupun terhadap keluarganya sendiri mereka tidak akan saling memperhatikan.
"Kerabat dekat tidak akan bertanya kepada kerabatnya, padahal melihat karena kesibukan dan kebingungan orang yang sangat luar biasa, sehingga ini yang menunjukan putusnya hubungan," jelas Kiai Zae Nandang.
Dia juga menyebut, kendati keadaan sebelumnya orang tua memikul beban dari anaknya atau sebaliknya dengan suami dan istri. Jika dahulu masih siap memikul beban dan membantu, akan tetapi pada hari pembangkitan sudah tidak lagi.
"Meskipun dia adalah orang yang paling terhormat dan paling gagah ketika di dunia, akan tetapi di sana sudah lepas semua. Tidak akan menoleh dan memikul beban lain, setimbang sayap lalat pun. Ini menunjukan benar-benar sudah bertanggung jawab masing-masing, jadi tidak ada lagi nasab ketika di alam mahsyar," katanya.
Baca Juga: UAH: Allah Senantiasa Terima Taubat Hamba-Nya yang Disegerakan(zhd)