LANGIT7.ID, Jakarta - Surat Saba merupakan surat ke-34 dalan kitab suci Al-Qur'an dan tergolong surat Makkiyah yang terdiri dari 54 ayat. Di dalam Al-Qur'an memiliki sebab tersendiri atas penamaan setiap surat.
Berdasarkan tafsir Ibnu Katsir, Sekretaris Dewan Hisbah PP Persis, Ustaz Amin Muchtar mengatakan, penamaan surat tersebut diambil dari ayat ke-15, serta untuk mengingat tentang kisah kaum Saba.
Allah berfirman dalam surat Saba ayat ke-15:
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِى مَسْكَنِهِمْ ءَايَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا۟ مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لَهُۥ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
Artinya:
Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".
Baca Juga: Berkunjung ke Masjid Saka Tunggal Banyumas, Dibangun 1288 Masehi"Menggambarkan Saba sebagai negeri yang disifati dengan baldatun ṭayyibatun wa rabbun gafụr," kata Ustaz Amin dalam kajiannya dikutip di kanal Sigabah Channel, Senin (28/11/2022).
Ustaz Amin menuturkan, Saba merupakan negeri besar yang melahirkan 10 suku dari bangsa Arab. Selain itu, negeri Saba juga dikenal dengan peradabannya yang tinggi di mana salah satu penguasanya adalah Ratu Balqis.
Negeri Saba, lanjut dia, memiliki letak geografis strategis yang menjadi dataran penghubung antara negara-negara seperti kawasan India, Ethiopia, Suriyah, dan Iran. Oleh karena itu, pada masanya negeri Saba menjadi lokasi strategis bagi para pedagang untuk berniaga.
"Ini menggambarkan pada masa itu bahwa Saba adalah negeri yang menjadi lalu lintas, pusat perdagangan atau lintasan perdagangan," ujarnya.
Selain itu, negeri Saba juga diberikan keistimewaan oleh Allah SWT. Meski demikian, keistimewaan tersebut membuat negeri itu hancur luluh lantah atas kehendak Allah lantaran mereka tidak bersyukur atas nikmat-Nya.
"Pada masa kejayaannya kehidupan mereka sangat menyenangkan dan rezeki mereka berlimpah ruah. Begitu pula tanaman-tanaman dan buah-buahannya," jelasnya.
Baca Juga: Perbedaan Musibah sebagai Hukuman dan Ujian, Ini Penjelasannya(zhd)