LANGIT7.ID, Jakarta - Sejumlah riwayat menjelaskan bahwa membaca surat Al-Kahfi memiliki fadilah (keutamaan) sebagai tameng terhadap fitnah dajjal. Adapun banyak kalangan yang meyakini fadilah tersebut akan didapat jika membacanya di malam Jumat. Apakah benar demikian?
Menanggapi hal itu, Sekretaris Dewan Hisbah Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), Ustaz Amin Muchtar menjelaskan bahwa tidak ada batasan waktu untuk bisa mendapatkan fadilah itu. Sebab yang paling penting adalah mentadaburi surat tersebut.
"Fadilah dan khasiat surat Al-Kahfi ini kapan saja silahkan dibaca, yang penting sambil mentadaburi, menghayati makna," kata Ustaz Amin dalam kajiannya dikutip di kanal Sigabah Channel, Kamis (8/12/2022).
Baca Juga: Tafsir: Setiap Manusia Fokus Amal Masing-masing di Hari AkhirDia mengungkapkan, hadis yang menunjukan malam Jumat sebagai waktu tepat untuk mendapatkan fadilah dari surat Al-Kahfi adalah dhaif (lemah). Seperti dalam riwayat Imam Ad-Darimi di jilid dua halaman 546 dengan nomor hadis 407.
"Maka ulama memberi penilaian yang bersangkuatan walaupun asalnya kredibel, bagus hafalannya, ternyata di akhir hayat mengalami kepikunan. Sementara dalam jalur periwayatan tersebut indikasi dari orang-orang yang menerima darinya setelah ia pikun," jelasnya.
Menurut dia, karena kepikunan beliau hadis-hadis yang shahih tentang fadilah surat Al-Kahfi tidak menyebutkan waktu. Hanya periwayatan dari beliau yang menunjukan waktu khusus.
"Hanya jalur ini yang menyebut waktu. Maka dimungkinkan pengaruh dia (kepikunan), jadi ada tambahan waktu, padahal hadis sahih yang lain tidak," ujar Ustaz Amin.
Adapun hadis lainnya, lanjut dia, riwayat Imam An Nasa'i dan Imam Al Hakim, riwayat-riwayat tersebut pun dhaif. Hal ini disepakati oleh para ulama, seperti yang disampaikan Imam Ibnu Iraqi dalam kitabnya.
"Sungguh shahih hadis tentang perlindungan dari dajjal dengan menghafal sebagian ayat dari surat Al-Kahfi, tanpa membatasi dengan hari Jumat. Maka jika ada hadis yang membatasi hari berarti hadis itu munkar," ucap Ustaz Amin.
"Maka kata-kata hari Jumat atau malam Jumat itu diyakini bukan dari Nabi tapi
idraj atau sisipan dari rawi yang tidak shahih," imbuhnya.
Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Bandung, Menag: Agama Bukan Dalih Melakukan Kekerasan(zhd)