LANGIT7.ID, Jakarta - Demi menghilangkan stigma negatif yang tidak benar tentang agama Islam, kelompok lintas agama di Korea Selatan mengadakan seminar bertajuk “Islam: Mendekati Koeksistensi Damai dan Masa Depan”. Muslim di Korea Selatan diperkirakan berjumlah sekitar 200.000, atau 0,4 persen dari 51,7 juta penduduk, menurut Federasi Muslim Korea.
Acara tersebut diinisiasi oleh Korean Religious Peace Conference (KCRP) dengan menggelar seminar publik tentang dialog antara agama. Seminar digelar di Masjid Pusat di ibu kota Seoul, Korea Selatan.
“Ada orang yang salah memahami makna Islam yang sebenarnya di masyarakat Korea. Saya berharap banyak orang yang memahami dan bekerja sama dengan Islam Korea melalui seminar ini,” kata presiden Asosiasi Muslim Korea, Kim Dong-eok dikutip dari UCA News, Ahad (11/12/2022).
Baca Juga: Ikadi: Islamofobia Sudah Ada Sejak Zaman Para Nabi dan RasulSementara itu, Imam Masjid Pusat, Lee Ju-hwa mengungkapkan masyarakat cenderung menganggap Islam sebagai agama yang represif akibat aktivitas ekstremis. Ini merupakan buntut dari kejadian 9/11 pada 2001 silam di Amerika Serikat.
"Islam semakin dicitrakan sebagai salah satu kekerasan, kediktatoran, dan penindasan,” tutur Lee.
Dia berharap, agar publik lebih bisa menerima Islam dan tidak menganggap aksi-aksi yang dilakukan ekstremis sebagai tindakan yang dibenarkan dalam Islam.
“Ketika orang meninggalkan prasangka dan menerima perbedaan satu sama lain, koeksistensi berbagai bentuk masyarakat dan agama serta perdamaian sejati dapat terwujud,” ujarnya.
Baca Juga: 5 Tips Maksimalkan Pengalaman Perjalanan saat Travelling
(zhd)