LANGIT&.ID-, Solo- -
Naik haji menjadi kesempatan setiap muslim manapun. Seorang tukang parkirpun jika sudah ditakdirkan menjai Tamu Allah, pasti akan berangkat ke Tanah Suci.
Inilah yang terjadi pada Sri Suharto (69). Perjuangannya untuk menunaikan rukun Islam kelima cukup berat dan penuh kesabaran. Kakek ini harus menabung selama 38 tahun untuk mengumpulkan biaya sekaligus menunggu panggilan dari Allah SWT.
Berkat ketekunannya menabung sejak tahun 1985, dia akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci. Pria ini kesehariannya menjadi tukang parkir di Jalan Yosodipuro Solo. Sri Suharto mulai menabung ketika dirinya menjadi juru parkir.
Baca juga:
Tahajud dan Baca Quran Resep Harun Calhaj Tertua Sehat hingga Usia 119 Tahun"Itu ya hasil parkir. Waktu itu kalau siang saya parkir, kalau malam saya dulu becak," kata Sri Suharto. Meski demikian, saat ini ia sudah tidak lagi mengayuh becak. Sebab persaingannya kalah dengan ojek konvensional maupun ojek daring.
Ia mengatakan, pada saat masih memiliki dua pekerjaan, pria asal Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar ini bisa menabung sekitar Rp1,5 juta per bulan. Namun saat ini sudah berkurang. "Terutama sekarang setelah Corona, satu hari kadang bisa menyisihkan Rp35.000, kadang Rp38.000," katanya.
Mbah Sri sudah mendaftar haji pada 2011 dan tahun ini kemungkinan baru bisa berangkat. Seharusnya, ia dan istri Suminem (58) berangkat bersama tahun lalu. Namun, karena kebijakan batasan usia di masa pandemi Covid-19, ia tidak berangkat bersama istrinya.
"Istri berangkat sendiri tahun kemarin. Pokoknya kamu enggak usah mikir aku, ini panggilannya Tuhan, itu pesan saya sama istri," katanya.
Saat ditanya mengenai keinginannya untuk naik haji, ia mengatakan haji merupakan panggilan Tuhan. "Saya sudah lama ingin naik haji. Haji kan panggilan Allah," pungkasnya.
(ori)