LANGIT7.ID-, Jakarta- -
Berhaji adalah rukun Islam kelima yang hukumnya menjadi wajib seumur hidup bagi muslim yang mampu, baik kesehatan juga finansial.
Ibadah haji dilakukan pada bulan Dzulhijjah dengan tempat pelaksanaan di Mekkah, Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ada beberapa ritual haji yang dimulai dari niat pada saat miqat, ihram selama menunaikannya, thawaf di Baitullah, sa'i, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, melontar jumrah, dan tahallul.
Rangkaian ritual haji tersebut selain bernilai ibadah juga mengandung manfaat kesehatan. Kali ini pembahasan kesehatan pada aktivitas thawaf di Baitullah.
Bahar Azwar dalam buku
"Manfaat Haji dan Umrah bagi Kesehatan" menyebutkan, thawaf di Baitullah dapat digolongkan ke dalam hipnotisme dan prana.
Baca juga:
UI Tindaklajuti Kolaborasi dengan 10 Universitas Ternama di InggrisNational Institute of Health (NIH) Amerika Serikat menempatkan hipnotisme dalam kategori pertama pembagian Kedokteran Alternatif, yaitu intervensi rohani (mindbody intervention) terhadap jasmani yang berpengaruh dalam sistem kekebalan tubuh.
Sementara prana atau pranic healing termasuk dalam bioelectric medicine, kategori kedua dari Kedokteran Alternatif menurut sumber yang sama.
Ada sejumlah manfaat hipnotisme untuk berbagai penyakit, kecuali infeksi, di antaranya, kelainan jantung dan pembuluh darah seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner.
Kemudian, hipnotisme juga berpengaruh pada penyakit kanker, pencernaan, maag, rasa sakit saat haid, asma, rematik sendi, sakit kepala, diabetes, obesitas, hingga hipoglikemia.
Hipnotisme dipraktikkan ilmu kedokteran modern, oleh psikiater, dengan mempengaruhi alam sadar pasien. Dalam praktiknya, hipnotis dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, dan gerakan.
"Mata dipaksa berkonsentrasi memperhatikan suatu benda seperti jam yang digerakkan dengan konsisten dan beraturan dalam irama tertentu. Telinga dipaksa dengan perintah verbal yang monoton dan berulang-ulang," terang Bahar Azwar dalam bukunya, dikutip Kamis (15/6/2023).
Baca juga:
UI Tindaklajuti Kolaborasi dengan 10 Universitas Ternama di InggrisSeseorang pun bisa menghipnotis dirinya sendiri, seperti yang terjadi pada ritual dzikir para sufi. Di mana mereka membaca doa dan wirid berulang yang terkadang cepat dan sederhana dengan menyebut nama Allah SWT.
Seringkali kita melihat dzikir dilakukan dengan menggoyang-goyangkan badan ke kanan dan kiri, baik dalam posisi duduk ataupun berdiri. Di sini, anggota badan otomatis melakukan gerakan dengan sendirinya di bawah perintah alam bawah sadar.
"Pengosongan kesadaran dari semua kepedulian tentang kehidupan manusia dan berkonsentrasi pada Allah atau Nabi SAW, menghanyutkan mereka di kehampaan. Mereka seolah terbebas dari beban duniawi seperti halnya berbagai keluhan sakit yang mendera,".katanya.

(ori)