LANGIT7.ID-Perlukah bukti tentang adanya
hari akhir?
Prof Dr Quraish Shihab mengatakan kehidupan sesudah mati pasti adanya. Bukankah makhluk yang termulia adalah makhluk yang berjiwa? Bukankah yang termulia di antara mereka adalah yang memiliki kehendak dan kebebasan memilih?
Kemudian yang termulia dari kelompok ini adalah yang mampu melihat jauh ke depan, serta mempertimbangkan dampak kehendak dan pilihan-pilihannya.
"Demikian logika kita berkata. Dari sini pula jiwa manusia memulai pertanyaan-pertanyaan baru," ujar Quraish dalam bukunya berjudul "
Wawasan Al-Quran".
Selanjutnya, Quraish mengatakan sudahkah semua orang melihat dan merasakan akibat perbuatan-perbuatannya yang didasarkan oleh kehendak dan pilihannya itu? Sudahkah yang berbuat baik memetik buah perbuatannya? Sudahkah yang berbuat jahat menerima nista kejahatannya?
Jelas tidak, atau belum, bahkan alangkah banyak manusia-manusia baik yang dicambuk oleh kehidupan dengan cemeti-cemetinya, dan alangkah banyak pula orang-orang jahat yang disuapi oleh dunia dengan kenikmatan-kenikmatannya.
Baca juga: Kematian Hanya Ketiadaan Hidup di Dunia: Mereka Hidup di Sisi Tuhannya Kemah-kemah para perusak sangat menyenangkan. Mereka yang mendurhakai Tuhan (tampak) tenang. Ini semua dilihat oleh mataku, didengar oleh telingaku dan kuketahui sepenahnya.
Demikian Nabi Ayyub as yang mengalami kepahitan hidup mengeluh kepada Tuhan.
Karena itu, kata Quraish, demi tegaknya keadilan, harus ada satu kehidupan baru di mana semua pihak akan memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas pilihannya masing-masing.
Itu sebabnya Al-Quran menamai hidup di akhirat sebagai al-hayawan yang berarti "hidup yang sempurna"; dan kematian dinamainya wafat yang arti harfiahnya adalah "kesempurnaan."
Quriash menjelaskan sekian banyak ayat Al-Quran yang menjelaskan hakikat di atas, antara lain:
Sesungguhnya saat (hari kiamat) akan datang. Aku dengan sengaja merahasiakan (waktu)-nya. Agar setiap jiwa diberi balasan (dan ganjaran) sesuai hasil usahanya (QS Thaha [20]: 15).
Orang-orang kafir berkata: "Hari kebangkitan tidak akan datang kepada kami." Katakanlah: "Pasti datang. Demi Tuhanku yang mengetahui yang gaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepada kamu. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan di bumi, dan tidak ada pula yang lebih kecil daripada itu atau lebih besar, kecuali termaktub dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). Supaya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Mereka itu adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rezeki yang mulia; dan orang-orang yang berusahn (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melepaskan diri dan siksa (Kami). Mereka itu memperoleh azab yakni (jenis) siksa yang sangat pedih (QS Saba' [34): 3-5).
Baca juga: Kematian Menurut Agama Samawi: Bukan Kepunahan, tapi Kelahiran yang Kedua Memang ada saja orang-orang yang tidak sabar dan tidak tahan menunggu. Mereka menghendaki agar perhitungan, ganjaran dan balasan diadakan segera -paling tidak di dunia ini juga. Tetapi mereka lupa bahwa hidup dan mati adalah ujian:
(Allah) yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapakah di antara kamu yang paling baik amalnya (QS Al-Mulk [67]: 2).
Apakah mereka yang ingin segera melihat balasan itu menduga bahwa si pembunuh akan melangkah jika balasan segera ditimpakan kepadanya? Kemudian apakah masih bermakna suatu kebaikan bila segera pula dirasakan kesempurnaan ganjarannya Jika demikian di mana letak ujiannya?
(mif)