Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Sabtu, 25 Oktober 2025
home masjid detail berita

Syaikh Yusuf Al-Qardhawi: Iman, Bukan Sekadar Sistem

miftah yusufpati Jum'at, 24 Oktober 2025 - 16:00 WIB
Syaikh Yusuf Al-Qardhawi: Iman, Bukan Sekadar Sistem
Syaikh Yusuf Al-Qardhawi. Foto/Ilustrasi: al Jazeera
LANGIT7.ID-Di banyak ruang wacana Islam, penerapan syariat sering menjadi perdebatan yang tak berujung. Di satu sisi, ia digadang sebagai solusi atas kegersangan moral dan krisis sosial modern. Di sisi lain, pelaksanaannya kerap tampil kaku dan formalistik, kehilangan ruh yang seharusnya menghidupkannya. Di titik ini, ulama besar asal Mesir, Syaikh Yusuf al-Qardhawi, menyodorkan renungan yang tajam: “Sesungguhnya syariat Islam tidak mungkin diterapkan dengan penerapan yang sebenarnya kecuali oleh orang-orang yang beriman terhadap kesuciannya.”

Bagi Qardhawi, iman bukan sekadar prasyarat teologis, tapi fondasi eksistensial. Hanya mereka yang meyakini sumber ketuhanan (Rabbaniyah) dan keadilan hukum Islam yang mampu menjalankannya secara utuh—bukan karena tekanan sosial, apalagi simbol politik. Orang beriman, tulisnya, akan mengamalkan hukum Allah dengan keikhlasan, mempelajarinya dengan detail, dan menjadi teladan yang menumbuhkan cinta terhadap syariat itu sendiri. “Orang lain akan mencintai syariat karena melihat pengaruhnya yang nyata dalam kehidupan,” tegasnya.

Qardhawi mengajak umat menengok sejarah awal Islam. Generasi sahabat Rasul, katanya, tidak memaksakan syariat lewat kekuasaan atau paksaan hukum. Mereka menegakkannya lewat perilaku dan akhlak. “Manusia mencintai Islam setelah Islam mencintai mereka,” tulis Qardhawi. Di mata masyarakat, para sahabat adalah “Qur’an yang berjalan”—kehidupan mereka menjadi tafsir hidup atas wahyu.

Namun zaman berganti, dan semangat itu memudar. Dalam bukunya Sistem Masyarakat Islam dalam Al-Qur’an & Sunnah, Qardhawi menyoroti paradoks umat modern: syariat sering dikampanyekan oleh mereka yang “bukan ahlinya”—yakni orang yang tak memahami hakikatnya atau mengabaikannya. Maka syariat berubah menjadi slogan tanpa jiwa. Ia kehilangan sense of belonging dari pemeluknya sendiri.

“Risalah yang besar,” tulis Qardhawi, “memerlukan pemelihara dan pendukung yang kuat.” Tanpa mereka, penerapan syariat hanya berhenti di kulit—ritual yang tampak lahiriah namun tak menggugah akar budaya dan moral masyarakat. Ia tidak lagi mampu, meminjam bahasanya, “merubah pola hidup dari akarnya.”

Interpretasi ini menegaskan, bagi Qardhawi, penerapan Islam bukan proyek politik atau hukum semata. Ia adalah proses pembentukan jiwa—membangun masyarakat yang iman dan akhlaknya mendahului peraturan. Syariat, dalam pandangan beliau, baru hidup jika dijalankan oleh manusia yang hidup dengan iman.

(mif)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Sabtu 25 Oktober 2025
Imsak
04:01
Shubuh
04:11
Dhuhur
11:40
Ashar
14:52
Maghrib
17:49
Isya
18:59
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan