Wawancara Khusus Mahathir Mohamad: Tua Bukan Alasan Berhenti Mengabdi untuk Negara
ahmad zuhdiSenin, 25 Oktober 2021 - 07:35 WIB
Tun Mahathir bin Mohammad. Foto: Tangkap Layar Youtube Channel Langit7.id
LANGIT7.ID, Jakarta - Menjadi tua merupakan keniscayaan yang tidak dapat dihindari manusia meski sehebat apapun dia. Tidak terkecuali tokoh politik Negeri Jiran yang satu ini, Tun Mahathir bin Mohammad.
Tokoh politik senior Malaysia itu tetap tampak bugar di usia 96 tahun dengan segudang aktivitas yang datang dan pergi bergantian. Keistimewaan hidup berkualitas yang dijalankan Mahathir menuntut Langit7.id mendokumentasikan kiat-kiat sehat yang dijalankan mantan orang nomor satu di Malaysia itu.
Dalam wawancara eksklusif bersama Langit7.id, Mahathir bercerita soal kesamaan cita-cita antara Malaysia dan Indonesia dalam mewujudkan kehidupan rakyat yang lebih baik. Menurutnya, alangkah lebih baik jika pimimpin dan rakyat dua bangsa tersebut saling bekerja sama, semata-mata dalam membangun negeri dibanding saling bermusuhan.
Mahathir meyakini upaya Malaysia dan Indonesia menjalin hubungan harmonis akan menjadi contoh pembangunan bagi seluruh negara di dunia. Terlebih, baik Malaysia maupun Indonesia sama-sama negara yang diisi ummat Islam sebagai kelompok mayoritas.
Seperti dalam sebuah hadits populer yang menerangkan tentang persaudaraan antarmukmin,
Artinya: Dari Abi Musa dari Nabi SAW, beliau bersabda, Sungguh (sebagian) mukmin kepada (sebagian) mukmin lainnya seperti bangunan, yang menguatkan sebagian dengan sebagian lainnya. Dan beliau menyilangkan jari-jarinya. (HR. Bukhari dan Muslim).
Berikut adalah wawancara lengkap Langit7.id bersama Mahathir Mohmmad:
Assalamualaiakum bagaimana kabarnya Tun, apakah di kondisi seperti ini tetap dapat menjaga kebugarannya?
Alhamdulillah, dapat menjaga dan terus bekerja sepanjang masa seperti saya bekerja memegang jawatan-jawatan dalam pemerintah.
Setelah tidak menjabat perdana menteri, apa aktivitas Tun seperti apa? Saya melihat dan membaca Tun masih aktif di politik dengan menggalang petisi kepada Raja Malaysia, seperti apa Tun gairah politik di kebugaran saat ini?
Setelah saya tidak lagi menjadi Perdana Menteri, banyak rekan saya yang masih datang kepada saya untuk mendengar pendapat saya dan untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi dan juga untuk menentukan masa depan negara.
Tun masih tetap aktif berbicara politik di usia 96 tahun dengan tetap bugar, bahkan mengendarai mobil dengan vision dan reflect yang bagus. Ajari kami tips untuk menjaga kebugaran Tun?
Ya, saya pikir seiring bertambahnya usia, kita menjadi kurang aktif, sehingga melemahkan tubuh dan juga pikiran kita. Jika kita secara aktif menggunakan energi dan pikiran kita, maka itu akan menjadi lebih sehat dan lebih muda.
Artinya harus tetap aktif di usia yang semakin tua Tun?
Jika di usia tua kita biasanya merasa lemah dan kita menyerah pada perasaan itu dengan tidak aktif, maka dengan demikian otot kita akan menjadi cacat dan lemah. Begitu pula dengan pikiran yang aktif, jika kita tidak menggunakan pikiran secara aktif, maka daya ingat untuk mengingat hal-hal lama akan berkurang dan kita akan mudah melupakan segalanya.
Apakah itu juga alasan Tun memikirkan politik Malaysia di usia setua ini?
Ya makanya saya aktif. Kalaupun saya membatasi kegiatan pasti ada orang yang akan datang ke saya untuk meminta pendapat dan sebagainya. Mereka tidak (membuat) saya tidak bisa berdiam, bahkan istirahat.
Sebagai bapak bangsa Malaysia, saya kira wajar banyak yang meminta pandangan dan pemikiran kepada Tun. Lalu, seperti apakah kondisi politik Malaysia saat ini? Sepertinya belum normal seperti dulu Tun?
Ya, kita menyadari bahwa kepemimpinan memainkan peran besar dalam kemajuan dan kemunduran suatu negara. Jika kepemimpinan suatu negara berfokus pada pembangunan negara, insya Allah negara akan maju. Tetapi jika pemimpin itu memikirkan dirinya sendiri hanya berpikir kekuasaan untuk kepentingan sendiri, maka negara akan mengalami kemunduran dan negara akan kehilangan kemampuan untuk mencapai kemajuan.
Apakah saat ini pemimpin di Malaysia lebih banyak mementingkan diri sendiri Tun?
Ya, kita temukan bahwa sistem demokrasi yang berpihak pada rakyat tidak selalu menghasilkan kepemimpinan yang terbaik. Melalui demokrasi, ada yang diangkat dan dipilih, tetapi ketika berkuasa tidak lagi sesuai janji mereka. Sebaliknya, mereka fokus pada kepentingan diri sendiri.
Tun Mahathir ketika 2003 menyesal setelah lengser sebagai perdana menteri. Di tahun 2020, apakah juga ada rasa penyesalan terlebih melihat kondisi politik Malaysia saat ini?
Ya kita kecewa, sebenarnya ketika sudah terlalu lama menjadi perdana menteri, 22 tahun, saya pikir sudah waktunya (lanjut) generasi muda mengambil alih. Namun, ketika mengambil alih mereka tidak fokus pada apa yang dibutuhkan negara. Sebaliknya mereka menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi. Ini bisa dilihat setelah mereka mendapatkan kekuasaan dan sulit bagi kita untuk menjatuhkannya.
Bagaimana Tun melihat masa depan politik Malaysia? Apakah akan kembali seperti kejayaan dahulu?
Ya, dalam demokrasi kita harus ada pemilu atau pemilu yang diadakan selama lima tahun atau kurang. Dalam pemilu, rakyat berhak mengganti pemerintahan, mengganti pemimpin, tetapi jika mereka mudah terpengaruh korupsi misalnya pencucian uang, dan mereka memilih pemimpin yang buruk, maka masa depan Malaysia masih akan lebih buruk. Di sisi lain, jika mereka menahan nafsu, menolak segala bentuk korupsi dan memilih pemimpin yang bersih dari korupsi, Malaysia memiliki pemimpin yang cukup besar untuk menjadi negara maju.