Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Rabu, 08 Oktober 2025
home global news detail berita
Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34

Resmi Dibuka, Ketum PBNU Sampaikan 5 Modal Kebangkitan Indonesia

Muhajirin Rabu, 22 Desember 2021 - 13:26 WIB
Resmi Dibuka, Ketum PBNU Sampaikan 5 Modal Kebangkitan Indonesia
Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj menyampaikan pidato dalam pembukaan Muktamar NU ke-34 di Lampung, Rabu (22/12) (foto: nu.or.id)
LANGIT7.ID, Lampung Tengah - Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj, menyampaikan sudut pandang santri dan pesantren dalam melihat peluang pembangunan bangsa Indonesia. Dia menyebut lima kekayaan bangsa Indonesia yang bisa jadi modal besar untuk kebangkitan dan pembangunan tersebut.

Lima kekayaan itu pula yang menjadi modal besar para pejuang kemerdekaan tempo dulu. Dia mencontohkan lahirnya Nahdlatul Ulama (NU) sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia.

NU lahir dari kalangan pesantren sebagai jawaban atas tantangan zaman. Islam harus terlibat memberi warna kepada zaman yang tak menentu, mencari cara agar cahaya Allah terlihat terang dan tidak padam oleh kekufuran. Maka para kiai pesantren terpanggil untuk menjawab tantangan dunia yang sedang bergolak dari sudut agama.

Pada tatanan dunia global, perang dunia I baru saja usai saat NU berdiri. Di nusantara, patriotisme mulai menemukan bentuknya. Perlawanan terhadap penjajahan, kemiskinan, ketidakadilan, atau sering disebut era kebangkitan nasional.

Pada era itu, NU sebagai Jam’iyah sepenuhnya lahir dari transformasi praktik kemandirian jamaah, yakni kemandirian komunitas pesantren yang selama berabad-abad bertahan hidup dalam tekanan kolonialisme.

Pada Agustus 45 bom sekutu meledak di Jepang, ledakan itu menandai akhir perang dunia II sekaligus membuktikan betapa akselerasi teknologi bisa merusak kehidupan bersama. Sesudahnya dunia menyaksikan satu demi satu kelahiran banyak negara bangsa. Dunia berubah, umat manusia lalu terjepit di antara dua pilihan masa depan.

Saat itu ada pilihan bagi Indonesia untuk menjadi negara sekuler atau menjadi negara agama. Suasana zaman saat NU lahir diliputi pertanyaan besar, apakah selepas perang demi perang, setelah begitu banyak darah tumpah, kita sebagai umat manusia bisa hidup saling berbagi di atas bumi Allah? Kalaupun bisa bagaimana caranya?.

Nasionalisme dan agama adalah dua kutub yang saling menguatkan. Keduanya jangan dipertentangkan, demikian pusaka wasiat Pendiri NU Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari yang diamini dan disuarakan oleh ribuan ulama pesantren.

“Bagi NU dan Pesantren, menjaga NKRI adalah amanah karena hanya bersetia kepada konstitusi tatanan beragama dapat diselenggarakan. Sikap tawasuth atau moderat mustahil tercapai tanpa kemandirian, usia NU yang mencapai 1 abad,” kata Said Aqil dalam pembukaan Muktamar NU ke-34 di Lampung, Rabu (22/12/2021).

Dia lalu menjelaskan lima kekayaan bangsa Indonesia sebagai modal besar kebangkitan dan pembangunan, di antaranya:

1. Kekayaan Sosial Kapital

Di Indonesia terdapat 17 ribu lebih pulau, 300 etnis, hingga 1.300 suku, dan ratusan dialek Bahasa. Itu merupakan fakta keragaman dan kemajemukan bangsa ini. kemajemukan yang disatukan di bawah tenda besar Pancasila dengan semangat Bhineka Tunggal Ika.

Di tenda besar itu ormas keagamaan berperan sebagai semen perekat sosial. Mereka mengkonsolidasikan nasionalisme sebagai proyek integrasi bangsa yang tumbuh dari bawah, tidak perlu dipaksakan dari atas dengan tangan besi.

2. Kekayaan Kultur Budaya

Kebudayaan nusantara membuka diri pada interaksi dan kolaborasi, dengan kebudayaan global (asing). Di sisi lain kebudayaan lokal menjadi identitas, nafas, dan aktualisasi nilai-nilai di negeri ini menjadi bukti dengan kedatangan NU.

“Maka akhlakul karimah itulah ciri khas NU, martabat bangsa tergantung akhlak, akhlak yang mulia martabatnya tinggi, akhlaknya hancur martabatnya hancur pula,” kata Said Aqil.

3. Kekayaan Simbol

Indonesia kaya akan simbol-simbol, antara lain peci dan sarung sebagai simbol Islam di Nusantara. Semua masyarakat muslim di Indonesia pasti mengetahui makna peci dan sarung dalam arti teologi, itulah simbol umat Islam Indonesia.

4. Kekayaan Sumber Daya Alam


Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa, daratannya dipenuhi hutan-hutan penopang paru-paru dunia, di bawah terkandung kekayaan mineral yang banyak, lautan mengandung potensi ekonomi, di bawahnya tersimpan bukan hanya ikan, tetapi cadangan migas dan mineral yang berlimpah.

Menurut Said Aqil, kekayaan SDA untuk membutuhkan SDM unggul yang mampu mengolah kekayaan alam itu sebagai modal pembangunan. Ini agar pembangunan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.

“Tidak hanya pertumbuhan, tapi yang penting adalah pemerataan. Masih kita lihat banyak warga NU,” ucapnya.

5. Kekayaan Sumber Daya Politik

Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga dan negeri muslim terbesar di dunia. Indonesia bukan negara agama, tetapi negara Pancasila yang menaungi semua agama. Islam berjalan seiring dengan demokrasi, politik, dan pertumbuhan ekonomi.

“Memang bukan hal yang mudah, bangsa ini sudah diuji oleh sejarah, setiap kali jatuh, bangsa ini bangkit, lebih tinggi lagi, dari sana kita yakin cara kita mengelolah demokrasi didasari kemaslahatan bersama, kemauan untuk mendengar, kejernihan akal budi, dan kelapangan hati untuk menerima perbedaan maka bangsa besar akan semakin terhormat, dan bermartabat, dan pada saatnya nanti ikut mendorong dunia yang lebih damai dan beradab,” tutur Said Aqil.

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Rabu 08 Oktober 2025
Imsak
04:09
Shubuh
04:19
Dhuhur
11:44
Ashar
14:44
Maghrib
17:49
Isya
18:58
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan