Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Ahad, 12 Oktober 2025
home global news detail berita

Pro-Kontra Logo Halal Kemenag, Kritikan hingga Usulan Desain Baru

Muhajirin Senin, 14 Maret 2022 - 11:33 WIB
Pro-Kontra Logo Halal Kemenag, Kritikan hingga Usulan Desain Baru
Logo Halal Indonesia (sumber: Humas Kemenag)
LANGIT7.ID, Jakarta - Logo halal baru yang ditetapkan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. Banyak masyarakat menyuarakan penolakan melalui akun media sosial seperti Twitter.

Beberapa pengguna Twitter menganggap BPJPH Kemenag terlalu memaksakan logo tersebut. Ada pula yang menilai logo yang mirip wayang itu terkesan Jawa-sentris.
Pengguna Twitter bernama Uyok menganggap logo halal memakai motif gunungan wayang kulit terkesan dipaksakan dan berbau Jawa.

Baca juga: Usung Konsep Wayang, Ini Makna Filosofis Label Halal Indonesia

Dosen Sastra Arab Universitas Indonesia, Ustadz Muhammad Zulifan, mengatakan, model penulisan kufi dalam logo tersebut tidak tepat, karena tulisan yang terbaca bukan حلال. Hal tersebut menandakan logo tersebut susah dibaca dan dikenali, apalagi oleh masyarakat awam. Padahal, tujuan label halal untuk identifikasi produk halal.

Zulifan menjelaskan, dalam kaidah imla' penulisan Arab huruf ha' (ح) saat disambung lam (ل) tidak boleh bersudut, karena akan membentuk huruf baru (ب،ت،ث،ى،ن). Sedang huruf lam jika terlalu bulat akan menjadi huruf lain yakni ha dhamir (ه). Konsekuensinya, tulisan di logo tersebut akan terbaca menjadi Hablaahu (حبلاه), atau hailaahu (حيلاه), dan seterusnya.

“Saya belum tahu logo ini mengikuti kaidah khat kufi yang tegak dan tebal (sebagaimana tulisan Majelis Ulama Indonesia pada logo sebelumnya), khat naskhi, tsulusi, riq'ah, diwani, atau lainnya. Mungkin sekadar dicocokkan agar membentuk gunungan wayang,” kata Zulifan Melalui akun Facebook-nya.

Jika mengikuti kaidah kaligrafi gaya Khat Kufi maka huruf lam (tengah) di logo bisa dibaca menjadi huruf Ra (ر) dan huruf lam di akhir yang berbentuk bulat bisa dibaca huruf Mim (م). Jika demikian, maka maknanya akan fatal.

Syarif Ja'far Baraja dalam akun Facebook-nya mengatakan, jika meniatkan tulisan halal dalam bahasa Arab, logo tersebut tidak akan terbaca halal. Orang Arab akan bingung membacanya. Kata halal adalah kosakata bahasa Arab, itu tidak bisa digugat.

“Islam memang tidak bisa dipisahkan dari Arab. Al-Qur’an yang menjadi pedoman manusia turun dalam bahasa Arab. Sebuah isyarat bahwa bahasa Arab adalah bahasa persatuan Islam. Islam mempersatukan manusia dalam kesatuan ukhuwah. Salah satu perangkat persatuan ini adalah bahasa Arab,” katanya.

Kritikan juga disampaikan influencer lim Fahima Jachja. Dia menjelaskan, logo adalah bagian dari komunikasi, tidak bisa dibuat asal visually beda, melainkan harus mendukung keseluruhan tujuan komunikasi.

Baca juga: Kemenag Tegaskan Logo Halal Baru Berlaku Sejak 1 Maret 2022

Tulisan arab halal tidak bisa terbaca, jika tidak ada penjelasan halal di bawah logo. Visual logo baru tersebut clean, tapi komunikasinya tidak tercapai. "Padahal logo ini dibutuhkan oleh ratusan juta umat, dari yang jenius sampai yang literasi rendah. Dari yang bisa baca sampai yang buta huruf," kata Iim.

“Jangan disamakan treatment-nya (perlakuannya -red) dengan logo perusahaan atau media atau produk yang tidak mempengaruhi prinsip hidup ratusan juta umat. Mau bikin beda? Boleh banget. Mau bikin yang kental Indonesia-nya? Saya dukung. Syaratnya: Pastikan sama komunikatifnya dengan logo lama,” tuturnya.

Iim meminta Kemenag tidak membuang familiarity (kekraban) yang sudah dibangun puluhan tahun, karena itu investasi mahal. Mau setinggi apapun filosofi dibalik logo baru, kalau masyarakat tidak merasa akrab, berarti komunikasinya tidak sampai.

Membangun keakraban butuh waktu lama, biaya tinggi, dan tenaga yang harus dihemat untuk menghindari perdebatan tidak perlu.

Usulan Desain Logo Halal

Selain kritikan terhadap logo, ada pula pengguna Twitter yang mencoba mendesain ulang logo halal agar lebih mudah dibaca masyarakat awam. Salah satunya desainer dan seniman mural @mmaryasir.

Yasir mencoba mendesain ulang berawal dari kemunculan logo baru dari Kemenag yang dibarengi beberapa keresahan dari masyarakat. Ia lalu memulai dengan meriset logo halal di negara-negara lain.

Dari hasil riset itu, Yasir menemukan pola dan alasan yang sama. Menurut dia, logo halal tak harus estetis dan filosofis, sebab penempatan dalam produk juga sangat kecil. Masyarakat butuh satu logo yang sekali lihat dan paham jika itu logo halal.

Pro-Kontra Logo Halal Kemenag, Kritikan hingga Usulan Desain Baru

Salah satu yang ikonik dari logo halal yang lama dan memiliki kemiripan dengan negara lain adalah warna hijau dan tulisan حلال. Itu mudah dikenali. Yasir lalu mulai mendesain dengan simplifikasi dari logo MUI yang lama.

Baca juga: 100 Hari Kinerja BPJPH, Fokus pada Digitalisasi dan Integrasi Sistem Layanan

Logo tersebut tak lagi dipegang MUI, sehingga proses desain langsung ke “Halal” dan “Indonesia”. Dia mencoba mengganti font-nya dengan yang lebih simpel tapi mudah dibaca. Buat font حلال dia memakai Noto Kufi Arabic. Buat font latinnya memakai Montserrat. Semua ada di Google Fonts.

Dalam desain itu, Yasir menggunakan elemen peta Indonesia karena ingin menjawab keresahan di logo baru tersebut. Namun, ia belum menemukan icon yang bisa menggambarkan Indonesia selain peta.

Pengguna Twitter lain @yulianzone juga memamerkan hasil desain logo. Logo yang dibuatnya masih menyerupai logo buatan Kemenag, namun lebih jelas dan mudah dibaca.

Pro-Kontra Logo Halal Kemenag, Kritikan hingga Usulan Desain Baru

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Ahad 12 Oktober 2025
Imsak
04:07
Shubuh
04:17
Dhuhur
11:43
Ashar
14:45
Maghrib
17:49
Isya
18:58
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan