LANGIT7.ID, Jakarta - - Nikmat Allah kepada hamba-Nya beragam dan tak terbatas, salah satunya yakni dengan menyempurnakan Islam sebagai salah satu nikmat dari-Nya. Ketika Rasulullah menyampaikan ayat ini, artinya syariat Islam sudah sempurna, tidak perlu ditambah atau dikurangi.
Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 3:
ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا
Artinya: Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu
Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata: Pada hari 'Arafah Allah menurunkan firman-Nya:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا }
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu"
Baca Juga: 3 Ciri Orang Munafik Berdasarkan Hadis Nabi, Perlu DiwaspadaiMenurut Ibnu Katsir, ini adalah nikmat Allah yang terbesar untuk umat ini, yaitu dengan menyempurnakan agama mereka, maka tidaklah mereka memerlukan agama selain agama Allah, dan tidak kepada Nabi selain Nabi mereka.
Oleh karena itu Allah menjadikan Muhamad sebagai Nabi penutup para Nabi, maka tiada sesuatu yang halal kecuali apa yang dihalalkan olehnya, dan tidak pula sesuatu yang haram kecuali apa yang diharamkan olehnya, dan tidak ada agama kecuali apa yang disyariatkannya.
Senada, Syekh Wahbah az-Zuhaili dalam tafsir Al-Wajiz menjelaskan, ayat ini turun ketika hari Jumat, pada hari Arafah, setelah ashar dalam situasi Haji Wada’, tahun ke-10 Hijrah. Nabi berada di atas untanya yang bernama al ghadlba’.
Seorang Yahudi berkata: jika ayat ini turun kepada kami suatu hari maka pasti kami akan menjadikan hari itu sebagai hari raya. Ibnu Abbas berkata: ayat ini turun pada dua hari yang mulia, yaitu bertepatan dengan hari Jumat dan hari Arafah.
(zhd)