Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Jum'at, 07 Februari 2025
home masjid detail berita
Seri Pemikiran Islam

Syarat Menjadi Manusia Menurut Muthahhari: Akal dan Iman

fajar adhitya Rabu, 01 Februari 2023 - 05:00 WIB
Syarat Menjadi Manusia Menurut Muthahhari: Akal dan Iman
ilustrasi (foto: LANGIT7.ID/ iStock)
LANGIT7.ID, Jakarta - Murtadha Muthahhari (1920-1979 M) adalah seorang filsuf dan ulama yang begitu besar pengaruhnya terhadap perkembangan pembaharuan pemikiran Islam. Murtadha Muthahhari adalah salah satu tokoh sentral yang meletakkan dasar intelektual Revolusi Islam Iran.

Sebelum revolusi, perjuangan intelektual yang dilakukan Muthahhari untuk menghadang gerakan Marxist di Iran memegang peran penting dalam mempertahankan konsistensi pemikiran di kalangan pemuda Iran. Dia juga termasuk salah seorang pendiri Husainiyah Irsyad.

Bersama Ali Syariati dan Sayyed Hossein Nasr, Muthahhari merancang Husainiyah Irsyad sebagai salah satu tempat yang paling penting dalam penyebaran ajaran-ajaran Islam. Dia menjabat sebagai kepala Dewan Revolusi hingga hari wafatnya.

Baca juga: Ornamen Kubah Masjid Sheikh Zayed Rusak Akibat Hujan Lebat

Salah satu kegiatan intelektual yang sering dilakukan oleh Muthahhari adalah memaparkan dan menjelaskan doktrin Islam dan Syiah. Hari kematian Muthahhari dianggap sebagai "Hari Guru" di Iran dan setiap tahunnya selalu dirayakan dan diperingati oleh masyarakat.

Sebagian besar pendidikannya dijalani pada pusat pendidikan Qum, tempat yang banyak melahirkan ulama dan intelektual. Dalam Fundamentals of Islamic Thought: God, Man and the Universe, dia menunjukkan pemahamannya yang mendalam dan penelitian yang cermat tentang iman, pandangan dunia tauhid, filsafat, ruh, materi, dan kehidupan.

Dalam kumpulan esainya itu, Muthahhari menguraikan empat tema pokok mengenai dasar pemikiran Islam tentang Tuhan, Manusia, dan Alam Semesta. Keempat tema tersebut yakni, Manusia dan Iman, World View Tauhid, Filsafat, kemudian Roh, Materi dan Kehidupan dengan penjelasan rinci pada masing-masing sub tema.

Muthahhari menguraikan ciri-ciri manusia yang membedakannya dari makhluk lain. Ia menggambarkan ciri khas manusia sebagai bagian dari tatanan ciptaan yang ekstensinya didukung oleh dua pilar penting, yaitu ilmu pengetahuan dan iman sebagai alat untuk memahami alam semesta.

Menurutnya, pada dasarnya manusia adalah makhluk hewani sebagaimana teori biologi modern yang menyatakan bahwa manusia atau homo sapiens adalah spesies primata. Namun, manusia dilengkapi akal.

Akal inilah yang membuatnya berbeda dengan hewan. Dua unsur utama manusia yang membuatnya istimewa adalah kemampuan berpikir dan keimanan (faith) sehingga mampu membentuk peradaban dan kebudayaannya sendiri.

Baca juga: Tafsir Al Maidah Ayat 8: Larangan Berbuat Tidak Adil karena Kebencian

Kesadaran hewan tentang dunia bersifat dangkal dan hanya bisa dicapai dengan daya indranya. Kesadaran hewan tidak mampu menjelajah lebih jauh ke dalam diri dan tidak mampu memahami akan hubungan sebab-akibat alam semesta.

Kesadaran hewan, lanjutnya, bersifat individual dan partikular; ia tidak menikmati universalitas. Kemudian, terlokalisir dan terbatas pada lingkungan hewan, terbatas pada masa kini, terpisah dari masa lalu dan masa depan.

Adapun kesadaran dan kognisi manusia lebih dominan, jauh dan tinggi dari itu. Kesadaran dan kognisi manusia melintasi batas di luar maupun ke dalam dirinya, tidak terpenjara dalam batas-batas dan tempat, juga tidak terbelenggu pada kekinian; ia melakukan perjalanan melalui ruang dan waktu.

Muthahhari lalu menjelaskan tentang hubungan ilmu pengetahuan dan keimanan. Pangkal pengetahuan kali pertama adalah Allah Yang Maha Mengetahui sebagaimana kisah penciptaan awal manusia di mana Allah memancarkan pengetahuan kepada Adam dengan mengajarkan nama benda-benda langit. Relasi pengetahuan dan iman saling melengkapi.

Ilmu pengetahuan memberi manusia pencerahan dan kekuatan; iman memberi manusia cinta, harapan, dan semangat. Ilmu pengetahuan menyediakan instrumen; iman membangun tujuan. Ilmu pengetahuan memberi kecepatan; iman memberi arah. Ilmu pengetahuan adalah kekuatan; iman adalah kebajikan.

Baca juga: Wisata Religi ke Masjid Al Jabbar Bandung, Tampung 50.000 Jamaah

“Ilmu pengetahuan menunjukkan apa adanya; iman mengilhami wawasan tentang apa yang harus dilakukan. Ilmu pengetahuan adalah revolusi luar; iman adalah revolusi batin.”

Menurutnya, ilmu pengetahuan membuat alam semesta menjadi alam semesta manusia. Sedangkan iman membuat jiwa menjadi jiwa kemanusiaan.

Ilmu pengetahuan memperluas keberadaan manusia secara horizontal; iman membawanya ke atas. Ilmu pengetahuan membentuk alam; iman membentuk manusia.

(sof)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Jum'at 07 Februari 2025
Imsak
04:28
Shubuh
04:38
Dhuhur
12:10
Ashar
15:27
Maghrib
18:20
Isya
19:32
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan