Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Jum'at, 07 November 2025
home masjid detail berita

Menakar Waktu dalam Pandangan Al-Quran

miftah yusufpati Selasa, 04 November 2025 - 18:17 WIB
Menakar Waktu dalam Pandangan Al-Quran
Waktu, tulisnya, adalah ujian kesabaran dan ketekunan ia menilai bukan seberapa lama manusia hidup, tetapi seberapa dalam ia hidup. Ilustrasi: Istock
LANGIT7.ID-Tidak ada hari yang datang tanpa membawa pesan. Begitulah ungkapan yang dikutip Malik bin Nabi dalam Syuruth an-Nahdhah—sebuah karya yang dibuka dengan kalimat menohok: “Tidak terbit fajar suatu hari, kecuali dia berseru: ‘Putra-putri Adam, aku waktu, aku ciptaan baru, yang menjadi saksi usahamu. Gunakan aku karena aku tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat.’”

Kalimat itu, tulis Prof. Dr. M. Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Qur’an, memantulkan kesadaran spiritual yang mendalam tentang waktu—sebuah kesadaran yang kini nyaris hilang dalam peradaban yang menuhankan kecepatan tapi melupakan makna.

Malik bin Nabi menyebut waktu sebagai “sungai yang mengalir ke seluruh penjuru,” membangkitkan atau meninabobokan manusia. Airnya tidak pernah berhenti, meski manusia kerap lupa tengah hanyut di dalamnya.

Quraish Shihab mengingatkan, Al-Qur’an memberi posisi sakral bagi waktu. Tak terhitung ayat yang diawali dengan sumpah: Wa al-Lail (Demi malam), Wa an-Nahar (Demi siang), Wa al-Fajr (Demi fajar), Wa al-‘Ashr (Demi masa).
“Bersumpah dengan waktu,” tulisnya, “menunjukkan betapa pentingnya ia dalam pandangan Ilahi—karena di dalamnya seluruh amal manusia berlangsung.”

Waktu, dalam tafsir Quraish Shihab, bukan ruang kosong yang bisa diisi sesuka hati. Ia adalah amanah, wadah moral, dan batas eksistensi. Setiap detik adalah saksi, bukan sekadar lewat.

Empat Nama, Empat Makna

Al-Qur’an menggunakan beragam kata untuk menunjuk waktu, masing-masing membawa dimensi makna yang khas.

Ajal, misalnya, menandai batas berakhirnya sesuatu—usia, kekuasaan, atau kontrak hidup. “Setiap umat mempunyai batas waktu berakhirnya usia” (QS Yunus [10]: 49). Tak ada yang kekal, kecuali Allah.

Dahr, kata yang lebih luas, menggambarkan rentang panjang kehidupan dunia. Ia menyiratkan perjalanan kosmik—sejak awal penciptaan hingga kehancuran alam. “Bukankah telah datang kepada manusia satu *dahr* (waktu), ketika ia belum menjadi sesuatu yang disebut?” (QS Al-Insan [76]: 1).

Waqt, menurut Quraish Shihab, adalah waktu teknis, batas kesempatan. Shalat disebut memiliki “waktu-waktu tertentu” (QS Al-Nisa [4]: 103), yang mengajarkan manusia untuk hidup teratur—menghargai setiap kesempatan agar tak berlalu hampa.

Sedangkan ‘Ashr berarti “perasan.” Makna ini metaforis: masa adalah tempat manusia memeras tenaga, pikiran, dan iman. Karena itu, Surah Al-‘Ashr yang pendek tapi tajam, menjadi pengingat bahwa manusia “sungguh berada dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh.”

Filsafat Ketidakkekalan

Dari seluruh istilah itu, Quraish Shihab menarik satu kesimpulan penting: waktu adalah batas dan bukti. Ia mengajarkan kefanaan segala sesuatu—bahwa segala yang hidup akan berhenti, dan segala yang dimulai akan berakhir.

Dalam pandangan Islam, kesadaran akan batas ini justru menjadi sumber makna. “Waktu,” tulisnya, “adalah ujian kesabaran dan ketekunan; ia menilai bukan seberapa lama manusia hidup, tetapi seberapa dalam ia hidup.”

Dalam dunia modern, waktu telah menjadi komoditas. Ia dijual dalam jam kerja, diukur dalam efisiensi, dipuja dalam istilah “produktivitas.” Tapi Quraish Shihab mengingatkan: Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk menghidupkan waktu, bukan sekadar dihidupi olehnya.

“Setiap hari,” katanya, “datang dengan misi baru dan pergi dengan catatan amal.” Maka, kehilangan waktu bukan hanya kehilangan kesempatan, tapi kehilangan bagian dari diri sendiri.

Waktu dalam pandangan Al-Qur’an adalah guru yang tegas tapi penuh rahmat. Ia menegur tanpa suara, dan hanya menyisakan kenangan bagi mereka yang lalai. Seperti fajar yang berseru setiap hari, ia mengingatkan: gunakan aku, sebelum aku pergi untuk selamanya.

(mif)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Jum'at 07 November 2025
Imsak
03:57
Shubuh
04:07
Dhuhur
11:40
Ashar
14:58
Maghrib
17:50
Isya
19:02
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan