LANGIT7.ID, Jakarta - Sebelum bertindak kita seharusnya berpikir terlebih dahulu, karena keputusan gegabah yang kita ambil saat ini akan berimbas kedepannya. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nur ayat 22:
وَلَا يَأْتَلِ أُو۟لُوا۟ ٱلْفَضْلِ مِنكُمْ وَٱلسَّعَةِ أَن يُؤْتُوٓا۟ أُو۟لِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينَ وَٱلْمُهَٰجِرِينَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۖ وَلْيَعْفُوا۟ وَلْيَصْفَحُوٓا۟ ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,
Berdasarkan tafsir Ibnu Katsir pada ayat di atas, Sekretaris Dewan Hisbah Persatuan Islam (Persis), KH Zae Nandang menjelaskan, janganlah bersumpah tidak akan menyambungkan kekerabatan. Dan ini adalah goyah puncaknya dari rasa kasih sayang, rasa belas kasih atas sambungan kekeluargaan.
"Jadi maksud ayat ini dari peristiwa Aisyah itu, kaum muslimin pada saat itu ada yang terbawa oleh arus dusta tuduhan terhadap Aisyah itu. Maka di antaranya juga yang ikut menyebarkan dusta itu saudara Aisyah, anak bibinya Abu Bakar, dan ada beberapa kerabat padahal mereka kaum muslimin hanya terpengaruh dengan berita-berita bohong itu" kata Kiai Zae Nandang dalam kajiannya di kanal Persis TV, dikutip Ahad (16/10/2022).
KH Zae Nandang mengatakan, bahkan Abu Bakar yang dikenal dengan sifat darmawannya yang kerap bersedekah kepada orang yang membutuhkan ikut terbawa kesal. Maka sejak kejadian itu, Abu Bakar menyatakan akan memutuskan pemberian atau sedekah kepada mereka yang terhasut berita bohong yang menyudutkan Aisyah.
Baca Juga: Kandungan Surat Ali Imran Ayat 134: Sifat Hamba yang Bertakwa"Hal itu wajar, manusia yang biasanya diberi tetapi suatu ketika yang diberi itu malah bersikap tidak baik, bersikap tidak baik, bersikap menyakitkan, lalu muncul perasaan tidak enak, perasaan tidak senang dan ada kalanya muncul dalam hati sudahlah aku tidak akan memberi lagi kepada dia, itu hal yang wajar dalam manusia," ujarnya.
Kemudian Allah memberi arahan atas tindakan tersebut, kata Kiai Zae Nandang, janganlan bersikap demikian untuk memutuskan pemberian kepada mereka yang membutuhkan karena perbuatan yang menimbulkan dosa-dosa tersebut.
"Sudahlah memaafkan, sudahlah berlapang dada dan ini yang paling sulit biasanya di kita itu. Padahal di situ ada nilai-nilai yang tinggi di sisi Allah," ujarnya.
"Karena itu kita lakukan sesuatu berharap nilai relatif biasanya mudah diputuskan dengan cara seperti itu, di sini lah pentingnya nilai-nilai mutlak di sinilah pentingnya keikhlasan itu," imbuhnya.
(zhd)