Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Jum'at, 31 Oktober 2025
home masjid detail berita

Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Membaca Jalan Pikiran yang Terbalik

miftah yusufpati Jum'at, 11 Juli 2025 - 04:15 WIB
Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Membaca Jalan Pikiran yang Terbalik
Alih-alih marah atau berdebat sengit, Nasrudin memilih cara humoris untuk mengkritik cara berpikir sang filosofdan justru pesannya sampai tanpa melukai. Ilustrasi: Ist
LANGIT7.ID-Pada suatu hari di balai kota, seorang filosof dogmatis sedang memberikan ceramah tentang kebenaran, realitas, dan makna hidup. Ruangan penuh dengan orang-orang yang tampak kagum pada kepintaran sang filosof, yang berbicara panjang lebar dengan penuh semangat.

Ia berbicara dengan penuh percaya diri, menyitir buku-buku tebal, kisah-kisah klasik, dan berbagai analogi yang aneh-aneh, seperti membandingkan manusia dengan labirin tanpa pintu keluar, atau menyamakan cinta dengan perhitungan aritmetika yang rumit.

Di sudut ruangan, duduklah Nasrudin Hoja, memperhatikan dengan seksama. Semakin lama ia mendengar, semakin tampak wajahnya bingung—kadang tersenyum kecil, kadang geleng-geleng kepala, kadang hanya memandangi langit-langit.

Setelah hampir dua jam ceramah penuh kutipan dan teori, sang filosof dengan bangga mengacungkan sebuah buku tebal ke udara. “Inilah buah karya saya!” serunya. “Semua pemikiran saya, saya tuangkan di sini. Siapa yang ingin membacanya lebih dulu?”

Tanpa ragu, Nasrudin mengacungkan tangan tinggi-tinggi. “Boleh saya?” katanya.

Baca juga: Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Di Bawah Pohon Arbei

Filosof itu, dengan senyum puas, menyerahkan bukunya kepada Nasrudin. Semua mata kini tertuju pada Nasrudin, yang duduk dengan tenang sambil membuka halaman demi halaman… dengan posisi terbalik. Buku itu ia pegang terbalik, dan ia tampak serius membaca dari halaman belakang ke depan.

Waktu berlalu cukup lama. Filosof mulai tak sabar melihat Nasrudin terus membolak-balik halaman dengan cara yang aneh itu. Akhirnya ia tidak tahan lagi dan berseru:
“Nasrudin! Kenapa kau membaca bukuku terbalik?! Itu bukan cara yang benar untuk memahaminya!”

Nasrudin menutup buku itu, menatap sang filosof, dan menjawab dengan acuh:

“Aku tahu ini terbalik. Tapi setelah mendengar jalan pikiranmu selama dua jam tadi… rasanya memang begini caranya membaca karya ini. Jalan pikiranmu sendiri juga terbalik, jadi buku ini pun harus kubaca terbalik.”

Ruangan hening sebentar, lalu pecah dengan tawa. Sang filosof terdiam, wajahnya merah padam—sementara Nasrudin menyerahkan kembali buku itu dengan senyum lebar, seakan tak terjadi apa-apa.

Baca juga: Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Melihat Apa Adanya

---

Hikmah dari kisah humor sufi di atas cukup dalam, meskipun dikemas dengan kelucuan:

1. Ilmu tanpa realitas hanyalah permainan kata-kata.

Sang filosof terlalu sibuk dengan teori, kutipan, dan analogi yang rumit, tetapi jauh dari kenyataan hidup. Ilmu yang terputus dari realitas mudah kehilangan makna dan arah.

2. Cara berpikir yang terbalik melahirkan karya yang terbalik.

Nasrudin menunjukkan bahwa cara berpikir yang tidak seimbang, kaku, dan dogmatis akan melahirkan buah pikiran yang juga “terbalik” dari kebenaran. Maka untuk memahaminya, kadang orang perlu “membacanya” secara terbalik juga—sebagai sindiran halus.

Baca juga: Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Belajar Bahasa Kurdi

3. Kecerdasan tidak hanya soal banyak bacaan, tetapi juga tentang kebijaksanaan.

Nasrudin, dengan sederhana dan jenaka, menunjukkan bahwa kebijaksanaan kadang lebih tajam daripada segudang buku.

4. Kerendahan hati lebih baik daripada kesombongan intelektual.

Sang filosof tampak sombong atas karya dan pikirannya sendiri, sementara Nasrudin mengajarkan dengan rendah hati bahwa bahkan karya yang besar pun bisa keliru jika jalannya salah.

5. Humor sebagai cara menyampaikan kritik.

Alih-alih marah atau berdebat sengit, Nasrudin memilih cara humoris untuk mengkritik cara berpikir sang filosof—dan justru pesannya sampai tanpa melukai.

Kisah ini mengingatkan kita untuk belajar dengan hati, bukan hanya dengan kepala; untuk melihat kebenaran dengan mata yang jernih, bukan hanya dengan buku yang tebal.

Baca juga: Kisah Humor Sufi Nasrudin: Belajar Mencari Kebenaran dengan Sabar

(mif)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Jum'at 31 Oktober 2025
Imsak
03:59
Shubuh
04:09
Dhuhur
11:40
Ashar
14:55
Maghrib
17:49
Isya
19:00
Lihat Selengkapnya
TOPIK TERPOPULER
5 issc
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan