Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Jum'at, 31 Oktober 2025
home masjid detail berita

Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Kuda Pinjaman

miftah yusufpati Selasa, 22 Juli 2025 - 16:30 WIB
Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Kuda Pinjaman
Kendalikan diri sebelum mencoba mengendalikan dunia. Ilustrasi: Ist
LANGIT7.ID-Suatu hari, keledai kesayangan Nasrudin Hoja jatuh sakit. Binatang itu terbaring lesu di sudut kandang, bahkan untuk meringkik pun tak sanggup. Nasrudin merasa kasihan sekaligus gelisah: bagaimana ia bisa pergi ke pasar tanpa tunggangan?

Maka pergilah ia mengetuk pintu tetangganya. “Wahai sahabat,” katanya, “keledaiku sakit. Maukan kau meminjamkan kudamu sebentar? Hanya untuk urusan singkat ke kota.”

Tetangganya, yang cukup ramah, mengangguk sambil tersenyum. “Tentu saja, Nasrudin. Ini kudaku, kuat dan cepat. Tapi ingat, kendalikan baik-baik.”

Nasrudin mengangguk mantap, meski dalam hatinya sedikit waswas melihat kuda itu besar, berkilat, dan tampak penuh semangat. Ia belum pernah menunggang kuda sebagus ini. Begitu ia menaiki pelana dan menepuk kudanya, kuda itu… Zzzzrrruuttt! — melesat secepat kilat.

Nasrudin terperangah. Angin menerpa wajahnya, serban hampir terbang, janggutnya sampai berkibar-kibar ke belakang. Ia berpegangan erat pada pelana sambil berteriak, “Eeeehhh… pelan, pelan, wahai makhluk tak berakal!”

Baca juga: Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Jika Ini Kucing Dua Kilo, Lalu Mana Ikan Dua Kilo?

Tapi kuda itu justru tambah menggila, larinya semakin cepat, berbelok sana-sini seolah ingin mengejar badai. Nasrudin mencoba menarik tali kekang, memutar tubuhnya, bahkan memohon dengan lirih. Sia-sia saja — kuda itu seperti punya kehendak sendiri.

Di tengah ladang, beberapa sahabat Nasrudin sedang bekerja. Mereka mendongak ketika melihat debu beterbangan dan seekor kuda dengan penunggangnya meluncur bagai anak panah.

Mereka berteriak: “Nasrudin! Ada apa?! Ke mana engkau? Mengapa begitu terburu-buru?!”

Sambil tetap berpegang sekuat tenaga pada pelana, Nasrudin menoleh sebisanya dan berteriak balik, suaranya terbawa angin:
“Saya tidak tahu! Binatang ini belum memberitahuku ke mana dia hendak pergi!”

Dan ia pun menghilang di ujung jalan, hanya meninggalkan jejak tapak kuda dan tawa yang pecah di ladang.

Begitulah Nasrudin: bahkan ketika tak tahu arah, ia tetap punya jawaban yang membuat orang tertawa… dan merenung.

Baca juga: Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Bahasa Burung

Hikmah dari kisah ini bisa kita renungkan dalam beberapa lapisan makna:

1. Hidup kadang seperti kuda liar

Kita sering “menaiki” situasi yang lebih besar dan lebih kuat dari kendali kita. Kita ingin memegang kendali penuh, tetapi ternyata keadaan membawa kita ke arah yang tidak kita rencanakan. Maka kita perlu menerima bahwa tak semua hal bisa kita kendalikan, dan kadang kita hanya bisa bertahan sambil belajar dari perjalanan.

2. Jangan terlalu percaya diri pada sesuatu yang belum kita kenal

Nasrudin dengan santai meminjam kuda yang sebenarnya terlalu cepat untuknya. Kadang kita juga terburu-buru mengambil tanggung jawab atau kesempatan tanpa memahami risikonya. Hasilnya? Kita justru “terbawa” oleh keadaan.

3. Tetap ringan hati meski keadaan kacau

Dalam kepanikan pun, Nasrudin tidak kehilangan humornya. Dia bahkan bisa bercanda: “Saya tidak tahu! Binatang ini belum memberitahuku ke mana dia hendak pergi!” — menunjukkan bahwa sikap ringan hati dan humor bisa membuat kita bertahan melewati keadaan sulit.

Baca juga: Kisah Humor Sufi Nasrudin Hoja: Hujan dan Baju Satu-satunya

4. Manusia sering lupa bertanya dulu: ke mana arah perjalanan ini?

Kuda dalam kisah ini bisa diibaratkan sebagai nafsu, ambisi, atau keadaan yang kuat. Kita sering naik dan melaju tanpa bertanya: “Apakah ini jalan yang benar?” Akhirnya kita hanya ikut terseret.

Jadi, hikmahnya: kendalikan diri sebelum mencoba mengendalikan dunia. Kenali dulu arah perjalananmu, dan jika sudah terlanjur terseret, jangan lupa tetap berpegang… sambil tersenyum.

(mif)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Jum'at 31 Oktober 2025
Imsak
03:59
Shubuh
04:09
Dhuhur
11:40
Ashar
14:55
Maghrib
17:49
Isya
19:00
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan