Kolom Ekonomi Syariah: Kebijakan Ekonomi di Era Keterbukaan
prof dr bambang setiajiSenin, 29 September 2025 - 04:30 WIB
LANGIT7.ID-Ketika Pak Menteri Keuangan Purbaya Yudha Sadewa menggelontorkan uang atau easy money bertujuan mulia supaya likuiditas ekonomi meningkat, dunia usaha mendapat insentif, dan pertumbuhan ekonomi akan terjadi lebih tinggi. Selanjutnya pengangguran menurun.
Akan tetapi hal tersebut ternyata tidak terjadi begitu saja. Easy money menyebabkan menurunnya suku bunga dan menyebabkan kurs rupiah menurun. Penurunan kurs rupiah dikarenakan penurunan bunga menyebabkan suplai di pasar valuta asing berkuraang, disebabkan oleh dolar yang keluar sebagai akibat penurunan suku bunga riel. Di pasar valuta asing jika suku bunga riel turun lebih lebih pada negara yang high risk terutama dilihat dari stabilitas politik dan kepastian hukum, maka dolar akan angkat kaki mencari negara lain di mana yang memiliki suku bunga riel lebih tinggi. Perpaduan suku bunga riel dan resiko merupakan dua variable terpenting.
Dolar yang masuk bukan saja melalui pasar uang, bisa juga melalui sektor riel, melalui FDI foreign direct investment. FDI juga membawa dolar masuk untuk membeli input. FDI akan terjadi tetapi lebih lambat daripada respons di pasar uang yang menarik dan memasukkan dolar secara cepat. Dolar yang terkait FDI lebih stabil terutama jika perusahaan asing tersebut bertujuan re-ekspor, yaitu memproduksi di negara yang ber upah rendah untuk dibawa Kembali ke negara asal.
Sebagian FDI masuk untuk memproduksi barang dan jasa untuk melayani pasar domestik yang mendekati 300 juta penduduk. Pertumbuhan ekonomi dan kemampuan likuiditas rakyat dari skema kebijakan easy money akan menjadi daya tarik, namun demikian sekali lagi hal ini memakan waktu. Sedang penurun kurs rupiah bersifat instant dan bersifat news. Mudah untuk digoreng. Jadi kesabaran dan kekuatan Bank Indonesia untuk bertahan melakukan intervensi pasar sambil menunggu kegairahan ekonomi domestik saling berlomba mana yang paling kuat. Buzzer buzzer politik juga terjun memanfaatkan situasi.
Dalam konteks ekonomi syariah bisa berkontribusi meredam keluarnya dolar melalui mekanisme non bunga, tidak semua dolar yang masuk bertujuan mencari bunga. Skema non bunga seperti kerja sama pengolahan sumber alam tak terbarukan dan terbarukan sangat dianjurkan oleh ekonomi syariah dan ternyata steril dari masalah keluar masuknya dolar dan kerawanan kurs yang mensugesti Masyarakat.(Ketua Majelis Dikti dan Litbang PP Muhammadiyah)