Tujuan Allah menciptakan manusia tidak lain untuk melaksanakan ibadah. Ibadah yang wajib dan mudah untuk dilakukan, yaitu salat lima waktu atau salat fardu.
Dengan membaca Al-Qur'an, akan memunculkan rasa ketenangan batin. Tak sekadar di baca, lantunan ayat-ayat suci tersebut pun harus diamalkan agar meningkatkan kualitas keimanan dan tentram dalam berkehidupan.
Komunitas pecinta sesama jenis kini kian marak di seluruh penjuru dunia dengan slogan cinta adalah cinta. Fenomena ini sangat bertentangan jauh dari ajaran Islam.
Al Baqarah ayat 255 atau ayat kursi merupakan merupakan ayat paling agung dalam Al-Quran dengan keutamaan yang luar biasa dan mendatangkan kebaikan bagi yang membacanya.
Surat Al-Kautsar diberikan kepada Rasulullah SAW, karena itu baginda Nabi memiliki keutamaan dan keistimewaan dibandingkan dengan nabi-nabi pendahulunya.
Di dalam ayat keempat tertulis celakalah bagi orang-orang yang salat. Apa maksud celaka bagi yang melaksanakan salat? Berikut tafsir surat Al-Ma'un ayat keempat.
Ibnu Katsir menuturkan bahwa Adam ditunkan di Sirnadib India, sedangkan Siti Hawa diturunkan di Jeddah. Keduanya kemudian dipertemukan oleh Allah setelah Adam berdoa memohon ampun kepada Allah.
Menurut Buya Hamka, redaksi ayat di atas bermakna penekanan, ayat keenam merupakan penguat dari ayat sebelumnya. Itu berarti kemudahan pasti akan datang setelah kesulitan.
Ibnu Katsir menafsirkan bahwa Allah tidak mengampuni dosa yang mempersekutukan-Nya. Maksudnya Allah tidak memberikan ampun kepada seorang hamba yang menghadap kepada-Nya dalam keadaan mempersekutukan Allah.
Ayat ini turun berkenaan dengan seruan kepada kaum Muslimin terutama kaum Aus dan Khazraj agar mereka tetap di Madinah, beriman, bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dengan memenuhi segala kewajiban takwa.
Pada ayat sebelumnya, Ali Imran 133, Allah mendorong hamba-hambanya agar senantiasa memohon ampun. Sebagai balasannya, Allah menyediakan surga seluas langit dan bumi bagi orang yang bertaqwa.
Kuatnya godaan dan tipu daya setan membuat manusia terjerumus ke dalam jurang maksiat, kemudian ketika sadar akan kesalahannya dan menyesal atas perbuatan itu, dia lalu bertobat dan mohon ampun kepada Allah. Rahmat Allah yang begitu luas menyediakan ampunan yang tak terbatas.