LANGIT7.ID-Tiga kata dalam
Al-Qur’an yang merujuk pada konsep keadilan,
qisth,
‘adl, dan
mizan, digunakan dalam berbagai bentuk dan konteks sebagai perintah kepada manusia untuk berlaku adil.
Katakanlah, "Tuhanku memerintahkan menjalankan al-qisth (keadilan)." (QS Al-A'raf [7]: 29)
Sesungguhnya Allah memerintahkan berlaku adil dan berbuat ihsan (kebajikan). (QS Al-Nahl [16]: 90)
Dan langit ditinggikan-Nya dan Dia meletakkan neraca (keadilan) agar kamu tidak melampaui batas tentang neraca itu. (QS Al-Rahman [55]: 7–8)
Prof Dr Quraish Shihab dalam bukunya berjudul "
Wawasan Al-Quran" menjelaskan ketika Al-Qur’an menunjuk kepada Allah sebagai Zat yang memiliki sifat adil, kata yang digunakan adalah al-qisth (lihat QS Ali ‘Imran [3]: 18).
Sementara itu, kata ‘adl yang dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak 28 kali dalam Al-Qur’an tidak pernah dinisbatkan sebagai sifat langsung Allah.
Al-Qur’an membahas keadilan dalam beragam aspek dan objek, dengan berbagai pelakunya. Keragaman ini melahirkan berbagai makna keadilan. Setidaknya ada empat pengertian keadilan menurut para pakar agama: Adil dalam arti "sama", adil dalam arti "Seimbang", adil sebagai "memberikan hak kepada pemiliknya", dan adil dalam konteks Ilahi.
Baca juga: Keadilan Ilahi: Konsep yang Tak Mudah Dijelaskan Hanya dengan Logika Manusia 1. Adil dalam Arti "Sama"Keadilan sering dimaknai sebagai perlakuan yang sama terhadap semua orang. Misalnya, seseorang dianggap adil jika ia tidak membeda-bedakan orang lain. Namun, yang dimaksud di sini adalah persamaan dalam hak, bukan dalam hasil.
Apabila kamu memutuskan perkara di antara manusia, maka hendaklah engkau memutuskannya dengan adil...(QS Al-Nisa' [4]: 58)
Dalam konteks ini, keadilan mengacu pada sikap dan perlakuan hakim dalam proses pengambilan keputusan, seperti kesetaraan tempat duduk, penyebutan nama, ekspresi wajah, dan kesungguhan mendengarkan pihak-pihak yang bersengketa. Jika keadilan diartikan sebagai menyamakan hasil, justru bisa melahirkan ketidakadilan.
Al-Qur’an mengisahkan dua orang yang bersengketa di hadapan Nabi Daud a.s. Satu orang memiliki 99 ekor kambing betina, dan yang lain hanya satu. Si pemilik banyak kambing ingin mengambil satu kambing milik lawannya. Nabi Daud menyatakan bahwa tindakan tersebut adalah kezaliman, bukan membagi kambing itu menjadi setara (lihat QS Shad [38]: 23).
2. Adil dalam Arti "Seimbang"Keseimbangan mencerminkan keadilan dalam struktur yang memiliki berbagai bagian berbeda namun bekerja bersama menuju tujuan tertentu.
Wahai manusia, apakah yang memperdayakan kamu terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah? Yang menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu, dan mengadilkan kamu (menjadikan susunan tubuhmu seimbang)? (QS Al-Infithar [82]: 6–7)
Baca juga: Makna Keadilan Menurut Al-Quran: Menafikan Kezaliman Jika satu bagian tubuh manusia melebihi atau kekurangan kadar yang seharusnya, keseimbangan akan terganggu. Hal yang sama berlaku dalam alam semesta:
(Allah) Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sama sekali tidak melihat pada ciptaan Yang Maha Pemurah itu sesuatu yang tidak seimbang. Amatilah berulang-ulang! Adakah kamu melihat sesuatu yang tidak seimbang? (QS Al-Mulk [67]: 3)
Dalam makna ini, keadilan adalah proporsionalitas, bukan lawan dari kezaliman. Keseimbangan tidak berarti kesamaan absolut antarbagian. Misalnya, perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam warisan dan persaksian bisa dipahami sebagai keadilan dalam bentuk keseimbangan peran, bukan ketidaksetaraan hak.
Matahari dan bulan beredar dengan perhitungan yang amat teliti. (QS Al-Rahman [55]: 5)
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukurannya. (QS Al-Qamar [54]: 49)
3. Adil sebagai "Memberikan Hak kepada Pemiliknya"Keadilan juga diartikan sebagai menempatkan sesuatu pada tempatnya, atau memberikan hak kepada pemiliknya dengan cara yang paling tepat. Lawannya adalah kezaliman, yaitu pelanggaran terhadap hak pihak lain.
Menyirami tanaman adalah tindakan adil, tetapi menyirami duri bisa menjadi perbuatan sia-sia atau bahkan merusak. Seorang sastrawan menggambarkan ketidaktepatan ini dengan ungkapan: “Merusak permainan catur adalah menempatkan gajah di posisi raja.”
Pengertian keadilan ini menjadi dasar dari konsep keadilan sosial.
Baca juga: Duluan Mana, Keadilan Apa Kesejahteraan? Begini Kata Al-Qur'an 4. Adil dalam Konteks IlahiKeadilan Ilahi berarti menjaga kelangsungan eksistensi dan tidak menghalangi makhluk untuk memperoleh rahmat-Nya, selama syarat-syaratnya terpenuhi. Tidak ada makhluk yang memiliki hak atas Allah, sedangkan Allah berhak atas semua makhluk.
Keadilan Allah merupakan rahmat dan kebaikan-Nya. Rahmat-Nya akan tetap mengalir kepada makhluk selama makhluk tersebut mampu meraihnya.
Kaum bijak menyatakan: “Ketika A mengambil hak dari B, maka B pun mengambil hak dari A.” Namun kaidah ini tidak berlaku terhadap Allah, karena seluruh ciptaan tidak memiliki hak atas-Nya, sementara Dia berhak atas semuanya.
Allah menegakkan keadilan (qaiman bilqisth). (QS Ali 'Imran [3]: 18)
Dan Tuhanmu tidak berlaku aniaya kepada hamba-hamba-Nya. (QS Fushshilat [41]: 46)
(mif)