Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Rabu, 12 Februari 2025
home edukasi & pesantren detail berita
Khazanah Islam di Nusantara

Mengenal Kitab Karya Ulama Nusantara yang Jadi Rujukan Internasional

Muhajirin Rabu, 16 November 2022 - 22:00 WIB
Mengenal Kitab Karya Ulama Nusantara yang Jadi Rujukan Internasional
Ilustrasi kitab (foto: kibrispdr.org)
LANGIT7.ID, Jakarta - Pakar Naskah ulama Nusantara, Dr Ahmad Ginanjar Sya’ban, mengatakan, Ulama di Nusantara memiliki warisan api peradaban Islam yang berasal dari para ulama-ulama besar. Karya-karya para ulama Nusantara bahkan masih diajarkan di universitas Islam ternama dunia seperti Al-Azhar Mesir sampai sekarang.

“Para ulama melalui karya tulisan tidak hanya memberikan manfaat santri di Nusantara saja, tapi juga telah terbukti memberikan manfaat bagi peradaban keilmuan Islam secara internasional,” kata Ginanjar dalam webinar Pentingnya Menjaga Manuskrip Ulama Nusantara di Media Al Burhan, dikutip Rabu (16/11/2022).

Pada abad ke-19, ulama-ulama Nusantara sudah menelurkan banyak kitab-kitab dalam berbagai bidang keilmuan, terutama ilmu Islam. Di antaranya:

1. Syekh Abdul Haqq Al-Bantani

Ginanjar menyebut, Syekh Abdul-Haqq ibn al-Mannan al-Jawi (w. 1324H/1906 M) merupakan murid sekaligus cucu Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi. Dia mengarang satu kitab yang menjadi rujukan penting dalam bidang sintaksis Arab (ilmu Sharaf). Kitab itu berjudul Hasyiah Tadrij al-Adani ila Qira’ah Syarh al-Sa’ad al-Taftazani ‘ala Tashrif al-Zanjani.

Tadrij al-Amani merupakan hasyiah (catatan-komentar Panjang) atas syarh (penjelasan) all-Taftazani (w792 H/1390 M) atas matn (teks) al-Zanjani (w. 665 H). Ketiganya, baik matn, syarh, atau hasyiah, sama-sama terhitung sebagai kitab terpenting dalam bidang ilmu sharaf.

Baca Juga: 6 Kitab Tafsir Al-Quran dari Nusantara

Tadrij al-Amani pertama kali dicetak di Maktabah ‘Isa al-Babi al-Halabi di Kairo pada 1348 H/1929 M atau 23 tahun setelah Syeikh Abdul Haq meninggal dunia.

“Hingga sekarang ini menjadi rujukan di beberapa institusi Pendidikan Islam di berbagai dunia dalam bidang ilmu tata bahasa Arab. Anda bayangkan ada karya yang dicetak di negara Islam karya ulama Nusantara asal Banten bernama Abdul Haq Al-Bantani,” kata Ginanjar.

Baca Juga: Aisha Bewley: Terjemahkan Ratusan Kitab, Bawa Turats ke Barat

Kitab ini banyak dikaji dan disunting (dirasah wa tahqiq) oleh banyak cendekiawan sekaligus mengalami cetak ulang berkali-kali di berbagai negara muslim seperti di Iran (Kitabkhane Arumiye, Qum, 1338 H; Kitabkhane FArus, Qum, 1994 M; Dar Zain al-‘Abidin, Qum, 2015 M), dan di turki (al-Maktabah al-Hanafiyyah, Istanbul, tt; Maktabah Saida, Diyarbakir, 1436 H; Dar Nur al-Shabah, Istanbul, 2015 M).

Selain mengarang Hasyiah Tadrij al-Adani, Syaikh Abdul Haqq juga mengarang al-Aqwal al-Mulhaqat ‘ala Syarh al-Waraqat dalam bidang ushul fikih. Kitab ini masih berupa naskah-manuskrip yang tersimpan di Perpustakaan Kementerian Wakaf Saudi Arabia di Mekkah.

Baca Juga: Mengenal Kitab Tafsir Karya Ulama Nusantara, dari yang Berbahasa Jawa hingga Bugis

“Dia (Syaikh Abdul Haqq) adalah lulusan pesantren. Bisa dibayangkan bagaimana tradisi keilmuan yang dikembangkan, dilestarikan di pesantren sebenarnya tradisi keilmuan Islam yang sangat luhur, dan kualitasnya diakui secara internasional,” ujar Ginanjar.

2. Asy-Syaikh Ihsan Muhammad Dahlan al-Janfasi Al-Kediri Al-Jawi

Syaikh Ihsan Muhammad Dahlan al-Janfasi Al-Kediri Al-Jawi dilahirkan sekitar 1901. Dia merupakan putra dari seorang ulama yang sejak kecil tinggal di lingkungan pesantren. Sang ayah bernama KH Dahlan bin Saleh, dan sang ibu bernama Istianah yang merupakan pendiri Pondok Pesantren Jampes.

Syaikh Ihsan dikenal sebagai ulama yang pendiam dan tak suka publikasi. Dia salah satu ulama yang paling berpengaruh dalam penyebaran ajaran Islam di wilayah Nusantara pada abad ke-19 (awal abad ke-20).

Nama Syaikh Ihsan lebih dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren Jampes (kini Al Ihsan Jampes) di Dusun Jampes, Desa Putih, Kec Gampengrejo, Kab. Kediri, Jawa Timur. Namanya kian terkenal setelah kita karangannya Siraj Al-Thalibin menjadi bidang ilmu yang dipelajari hingga perguruan tinggi, seperti Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Dari karya ini pula dia dikenal sebagai ulama sufi.

“Syeikh Ihsan menulis satu karya dalam ilmu tasawuf. Dia menulis kitab Tasawuf dalam bahasa Arab berbahasa Arab Siraj at-Thalibin syarh dari Kitab Minhajul Abidin karangan Imam Al-Ghazali. Hingga hari ini, karyanya itu masih diajarkan di Al-Azhar, Mesir,” ucap Ginanjar.

Baca Juga: Ulama Nusantara Tak Hanya Menulis Tentang Agama tapi juga Sains dan Teknologi

Tak hanya itu, Syaikh Ihsan pada 1944 mengarang sebuah kitab yang diberi judul Manahij Al-Amdad, penjabaran dari kitab Irsyad Al-Ibad Ilaa Sabili al-Rasyad karya Syekh Zainuddin Al-Malibari (982 H), ulama asal Malabar, India. Namun sayang, kita setebal 1.036 halaman itu sampai saat ini belum sempat diterbitkan secara resmi.

Dia juga memiliki kitab berjudul Irsyad Al-Ikhwan Fi Syurbati Al-Qahwati wa Al-Dukhan, sebuah kitab yang khusus membicarakan minum kopi dan merokok dari segi hukum Islam.

3. Syaikh Muhammad Mahfudz bin Abdulah bin Abdul Manan bin Dipomenggolo at-Tarmasi al Jawi

Syaikh Muhammad Mahfudz bin Abdulah bin Abdul Manan bin Dipomenggolo al Tarmasi al Jawi lebih masyhur dengan nama Syaikh Mahfudz Termas. Ginanjar menyebut beliau sebagai ulama pengarang fikih mazhab Syafi’i terbesar pada zamannya.

Syaikh Mahfudz Termas merupakan ulama asal Nusantara yang mengajar di Mekkah sampai akhir hayatnya. Salah satu kitab yang terkenal sangat tebal karangan beliau adalah kitab yang memiliki dua nama.

Kitab itu yakni Mauhibah Dzi al-Fadhal Hasyiyah ‘ala Syarhi Ibnu Hajar ‘ala Muqaddimah Ba Fadhal dan nama kedua adalah al-Manhaj al Amin bi Hasyiah al-Manhaj al-Qawwim.

Baca Juga: Menelusuri Kitab Karya Ulama Jawa dan Nusantara di Mesir

Kitab ini dicetak pertama kali oleh percetakan Amirah Syarqiyyah Mesir pada 1325 H semasa pengarang masih hidup. Cetakan pertama ini sebanyak empat jilid. Pada 2011 terbitkan Dar al-Minhaj, Jeddah sebanyak tujuh jilid. Masing-masing jilid kisaran 600-800 halaman.

“Kitab ini bisa dibilang sebagai kitab fikih mazhab Syafi’i terbesar yang ditulis pada awal abad ke-20, karena pada zamannya tidak ada mazhab Syafi’I di seluruh dunia yang menulis karya dalam bidang ilmu fikih sebesar dan seluas yang ditulis ulama asal Termas ini,” kata Ginanjar.

Syekh Mahfudz Termas dikenal sebagai ulama yang produktif dalam menulis. Di antara kitab-kitab yang beliau karang adalah:

- As-Siqayatul Mardhiyah fi Asamil Kutubil Fiqhiyah li Ashabinas Syafi’iyah, selesai penulisan pada Jumat, Sya’ban 1313 H. dicetak oleh Mathba’ah at’Taraqqil Majidiyah al-Utsmaniyyah, Mekkah (tanpa tahun).

- Muhibah zil Fadhli ‘ala Syarh al-‘Allamah Ibnu Hajar Muqaddimah Ba Fadhal, Kitab fiqh empat jilid ini merupakan syarah atau komentar atas karya Abdullah Ba Fadhal ‘Al-Muqaddimah Al-Hadhramiyyah;. Kitab ini boleh dbilang jarang diajarkan di pesantren, lebih banyak duigunakan oleh kiai senior sebagai rujukan dan sering dikutip sebagai salah satu sumber yang otoritatif dalam penyusunan fatwa oleh para ulama di Jawa.

Kitab ini terdiri dari empat jilid. Jilid pertama diselesaikan pada 25 Safar 1315 H. Jilid kedua pada Jumat, 27 Rabiulakhir 1316 H. jilid ketiga pada Ahad, 7 Rajab 1317 H. jilid keempat pada Rabu, 19 Jamadilakhir 1319 H. dicetak oleh Mathba’ah al-‘Amirah asy-Syarfiyah, Mesir pada 1326 H.

Baca Juga: Alasan Ulama Nusantara Bisa Masyhur di Dunia Arab

- Kifayatul Mustafid lima ala minal Asanid yang diselsaikan pada Selasa, 19 Safar 1320 H. Isi kitab ini membicarakan pelbagai sanad keilmuan Muhammad Mahfudz bin Abdullah at-Tarmasi.

Kitab tersebut dicetak oleh Mathba’ah al-Masyhad al-Husaini, No.18 Syari’ al-Masyhad al-Husaini, Mesir (tanpa tahun). Kitab ini ditashhih dan ditahqiq oleh Syeikh Muhammad Yasin bin Isa al-Fadani al-Makki, al-Mudarris Daril ‘Ulumid Diniyah, Mekah.

- Manhaj Zawin Nazhar fi Syarhi Manzhumati ‘Ilmil Atsar, diselesaikan pada 1329 H/1911 M. Isi kitab ini tentang ilmu Mushthalah Hadits merupakan Syarh Manzhumah ‘ilmil Atsar karangan Imam Jalaluddin as-Suyuti.

Kitab tersebut merupakan bukti bahwa ulama Nusantara mampu menulis ilmu hadits yang demikian tinggi nilainya. Kitab itu menjadi rujukan para ulama di belahan dunia terutama ulama-ulama hadis. Dicetak oleh Mathba’ah Mushthafa al-Baby al-Halaby wa Auladuhu, Mesir, 1352 H/1934 M.

Pencetakan dibiayai oleh Syeikh Salim bin Sa’ad bin Nabhan wa Akhihi Ahmad, pemilik Al-Maktabah An-Nabhaniyah Al-Kubra, Surabaya, Jawa Timur.

Baca Juga: Indonesia Tak Hanya Kaya SDA, Tapi juga Kaya SDM Ulama Berkualitas

- Dua karyaSyeikh Mahfudz Termas di bidang ushul adalah ‘Nailul Ma’mul’, syarah atas karya Zakaiyya Anshari ‘Lubb Al-Ushul’ dan syarahnya Ghayat al-Wushul’ dan ‘Is’af al-Muthali’ syarah atas berbagai versi karya Subki ‘Jam’ al-Jawami’.

Sebuah kitab lain mengenai fikih yaitu ‘Takmilat al-Minhaj al-Qawim’ berupa catatan tambahan atas karya Ibn Hajar Al-Haitami ‘Al-Minhaj al-Qawim’.

- Al-Khil’atul Fikriyah fi Syarhil Minhatil Khairiyah, belum diketahui Tarikh penulisn. Kandungan kitab ini juga membicarakan hadits merupakan Syarh Hadits Arba’in.

Tak hanya itu, Syekh Mahfudz Termas masih memiliki banyak karya lain, seperti Al-Badrul Munir fi Qira-ati Ibni Katsir, Tanwirus Shadr fi Qira’ati Ibni Amr, Insyirahul Fawaid fi Qira-ati Hamzah, Ta’mimul Manafi’ fi fi Qira-ati Nafi’, Ta’mimul Manafi’ fi Qira’ati Nafi, Al-Fuad fi Qiraat al-Imam Hamzah, Tamim Al Manafi fi Qiraat al-Imam Nafi’, Aniyah at-Thalabah bi Syarah Nadzam at-Tayyibah fi Qiraat al-Asy’ariyah, Is’aful Mathali’ Syarhul Badril Lami’, Al-Minhah al-Khairiyya, dan Tsulasiyat al-Bukhori.

Baca Juga: Pondok Tremas Pacitan dan Jejaring Rantai Intelektual Ulama Nusantara

Ada pula kitab As-Saqayah al-Mardhiyyah fi Asma’i Kutub Ashhabina al-Syafiiyah, kajian atas karya-karya fiqih mazhab Syafi’i dan riwayat para pengarangnya. Lalu kitab Al-Fawaidut Tarmasiyah fi Asamil Qira-ati ‘Asyariyah, Syeikh Yasin Padang menyebut bahwa kitab ini pernah diterbitkan oleh Mathba’ah al-Majidiyah, Mekah, 1330 H.

“Ini adalah hanya sekian biji dari karya ulama kita yang isinya adalah api peradaban Islam di Nusantara. Api peradaban Islam di Nusantara itu, ya ilmunya. Karena dengan dengan api inilah kita mendapatkan cahaya terang tentang ilmu-ilmu keislaman,” ujar Ginanjar.

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Rabu 12 Februari 2025
Imsak
04:30
Shubuh
04:40
Dhuhur
12:10
Ashar
15:24
Maghrib
18:19
Isya
19:30
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan