Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Ahad, 12 Oktober 2025
home edukasi & pesantren detail berita

4 Hal Tersulit dalam Hidup Menurut Ali bin Abi Thalib

Fifiyanti Abdurahman Selasa, 24 Januari 2023 - 08:31 WIB
4 Hal Tersulit dalam Hidup Menurut Ali bin Abi Thalib
Ilustrasi. Foto: LANGIT7/iStock
LANGIT7.ID - , Jakarta - Banyak orang menganggap bahwa masalah atau kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda. Namun, nyatanya ada kesulitan yang semua orang pernah dan pasti mengalaminya.

Motivator Muslim Indonesia, Kiki F Wijaya mengatakan terdapat empat kesulitan menurut sahabat Rasulullah, Ali bin Abi Thalib yang pasti dan pernah dialami oleh semua orang.

Baca juga: Ali bin Abi Thalib, Sahabat yang Dikenal Kecerdasannya

1. Memaafkan pada saat marah


Kesulitan pertama adalah memaafkan pada saat marah. Ketika merasa terdzalimi atau tersakiti, umumnya orang-orang memilih untuk melampiaskan perlakuan tersebut dengan cara yang setimpal.

"Bahkan kecenderungan kita memberikan reaksi yang berlebihan. Namun ternyata kata Imam Ali, 'orang yang hebat itu adalah orang yang bisa memaafkan di kala dia marah'. Hal ini tidak hanya dibicarakan oleh Imam Ali tetapi dia juga menunjukkan dengan perilaku nyata," ujar Kiki dalam diskusi bertajuk Empat Hal Tersulit, Senin (23/1/2022).

Dia menceritakan kisah Sayyidina Ali bin Abi Thalib pada saat mempraktekkan kata-katanya.

Di masa perang Khandaq, umat Islam pernah ditantang duel Amr bin Abd Wad al-Amiri, dedengkot musyrikin Quraisy yang sangat ditakuti. Nabi bertanya kepada para sahabat tentang siapa yang akan memenuhi tantangan ini.

Para sahabat terlihat gentar dan nyali mereka surut. Dalam situasi ini Sayyidina Ali bin Abi Thalib maju, menyanggupi ajakan duel Amr bin Abd Wad. Melihat Ali yang masih terlalu muda, Nabi lantas mengulangi tawarannya kepada para sahabat. Hingga tiga kali, memang hanya Ali yang menyatakan berani melawan jawara Quraisy itu.

Amr bin Abd Wad menanggapinya dengan tertawa mengejek. Namun faktanya, selama perkelahian nasib mujur tetap ada di tangan Ali. Usai paha kekarnya disabet pedang, Amr bin Abd Wad pun tumbang ke tanah. Kemenangan Ali sudah di depan mata. Hanya dengan sedikit gerakan saja, nyawa musuh dipastikan melayang.

Dalam situasi terpojok Amr bin Abd Wad masih menyempatkan diri memberontak. Tiba-tiba ia meludahi wajah sepupu Rasulullah itu. Menanggapi hinaan ini, Ali justru kian pasif. Ali menyingkir dan mengurungkan niat membunuh hingga beberapa saat.

Ali berkata, 'Saat dia meludahi wajahku, aku marah. Aku tidak ingin membunuhnya lantaran amarahku. Aku tunggu sampai lenyap kemarahanku dan membunuhnya semata karena Allah SWT,'

"Imam Ali tidak mau melakukan sesuatu itu dikarenakan dorongan nafsunya. Termasuk dalam hal ini dorongan kemarahannya. Karena itu benarlah beliau ketika mengatakan orang yang hebat adalah orang yang bisa memaafkan ketika dia dalam kemarahan," ucapnya.

Baca juga: Di Balik Permata Gemerlap Putri Ali bin Abi Thalib


2. Dermawan saat sedang kesulitan


Hal tersulit berikutnya adalah dermawan saat sedang kesulitan atau berbagi ketika dalam kemiskinan.

"Salah satu tanda orang yang bertakwa itu adalah orang yang mampu berbagi atau memberikan sebagian hartanya di kala lapang dan sempit. Cuma Imam Ali menekankan pada yang kedua, yaitu ketika kita bisa berbagi ketika mengalami situasi sempit," katanya.

Kenyataannya, saat seseorang dalam keadaan sempit, mereka bakal sangat hati-hati dalam mengeluarkan uang. Namun, jika kita mengikuti anjuran Imam Ali, maka hal tersebut menjadi luar biasa.

"Sebab itu adalah hal yang berat dan tidak mudah, itu hanya dimungkinkan terjadi kalau kita memiliki sifat atau akhlak yang dermawan," tutur Kiki.


3. Jaga diri dari perbuatan tercela saat sendirian


Hal tersulit berikutnya adalah menjaga diri dari perbuatan tidak terpuji saat sendirian. Umumnya orang-orang ketika berada di ruang publik bakal menampilkan sesuatu yang baik dan terpuji.

Namun, ketika berada di ruang privat saat sedang sendiri banyak yang melakukan hal tercela. Karena itu akan sangat luar biasanya jika kita mampu menjaga perilaku meski sedang sendiri.

"Banyak orang bermain petak umpet. Di wilayah publik dia menunjukkan kesalehannya tetapi wilayah privat ia menunjukkan kebejatannya. Jadi kita selalu memainkan dua wajah. Wajah publik kita bertolak belakang dengan wajah privat kita," imbuh Kiki.

Baca juga: Self Healing: Jaga Kesehatan Mental dengan Memaafkan Orang Lain

4. Berkata benar pada orang yang ditakuti


Hal tersulit terakhir adalah berkata yang sebenarnya kepada orang yang disegani. Menurut Kiki, berkata benar merupakan sesuatu yang harus dilakukan.

"Ketika ada karyawan yang melihat pimpinannya berbuat salah dan karyawan itu bisa berkata benar, itu adalah hal yang luar biasa. Artinya posisi subordinatnya tidak membuat lisannya jadi kelu untuk berkata benar," ujar Kiki

Umar bin Khattab pernah berkata, "Sahabat sejati sebenarnya adalah orang yang membenarkanmu bukan orang yang membenarkan-benarkanmu."

Namun, faktanya tidak demikian. Banyak orang menganggap seseorang sebagai sahabat jika ia selalu konfirmasi dengan apa yang dikerjakan, benar maupun salah ia selalu sepakat.

"Padahal dalam Islam tidak bisa begitu, untuk yang benar kita setuju dan yang salah kita benarkan," cetusnya.

(est)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Ahad 12 Oktober 2025
Imsak
04:07
Shubuh
04:17
Dhuhur
11:43
Ashar
14:45
Maghrib
17:49
Isya
18:58
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan