Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Ahad, 26 Oktober 2025
home masjid detail berita

Menjenguk Orang Sakit: Begini Jampi dan Doa yang Diajarkan Rasulullah SAW

miftah yusufpati Rabu, 11 Juni 2025 - 04:15 WIB
Menjenguk Orang Sakit: Begini Jampi dan Doa yang Diajarkan Rasulullah SAW
Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan Arsy yang agung, semoga Dia berkenan menyembuhkanmu. Ilustrasi: Ist
LANGIT7.ID-Menjenguk orang sakit adalah salah satu bentuk kepedulian sosial yang sangat dianjurkan dalam Islam. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah seberapa sering kita harus menjenguk orang sakit dan berapa lama waktu yang tepat untuk menjenguk?

Menurut Syaikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "Fatwa-Fatwa Kotemporer", frekuensi dan waktu menjenguk orang sakit sangat bergantung pada kebiasaan, kondisi penjenguk, kondisi si sakit, dan seberapa jauh hubungan yang bersangkutan dengan si sakit.

Al-Qardhawi menjelaskan bahwa tidak ada batas waktu tertentu untuk menjenguk orang sakit. Orang yang lama jatuh sakit, misalnya, dapat dijenguk dari waktu ke waktu. Sebagian ulama berpendapat bahwa menjenguk orang sakit sebaiknya dilakukan secara berkala, tidak setiap hari, kecuali bagi yang sudah terbiasa. Sementara itu, Imam Nawawi menyarankan bahwa kunjungan dapat dilakukan seminggu sekali.

Baca juga: Menjenguk Orang Sakit: Hak Seorang Muslim Tanpa Memandang Tingkat Ketaatan

Adab Menjenguk Orang Sakit

Selain frekuensi dan waktu, adab menjenguk orang sakit juga sangat penting untuk diperhatikan. Al-Hafizh menyebutkan sepuluh adab menjenguk orang sakit, di antaranya tidak meminta izin masuk dari depan pintu, tidak mengetuk pintu terlalu pelan, dan tidak menyebutkan identitas diri secara tidak jelas. Selain itu, kita juga harus menundukkan pandangan, tidak banyak bertanya, dan mendoakan si sakit dengan ikhlas.

Bagi orang sakit yang jauh tempatnya, menjenguk dapat dilakukan dengan menanyakan keadaannya melalui alat komunikasi.

Pengalaman Syaikh Yusuf al-Qardhawi sendiri ketika menjalani operasi di Jerman menunjukkan bahwa telepon dan pesan dapat memiliki pengaruh yang baik dalam hati si sakit, meringankan penderitaan, dan mempercepat kesembuhan.

Dengan memahami adab dan etika menjenguk orang sakit, kita dapat memberikan dukungan dan kepedulian yang tepat kepada mereka yang membutuhkan.

Baca juga: Menjenguk Orang Sakit Bukan Mahramnya: Kisah Sayyidah Aisyah Membesuk Bilal

Jampi dan Doa

Cara seorang Muslim menjenguk saudaranya yang sakit berbeda dengan cara yang dilakukan oleh orang lain (di luar Islam), karena disertai dengan jampi dan doa. Maka, di antara sunahnya ialah si penjenguk mendoakan orang yang sakit dan menjampinya (membacakan bacaan-bacaan tertentu) yang ada riwayatnya dari Rasulullah SAW.

Imam Bukhari menulis Bab Du‘a al-‘Āʾid lil-Marīḍ (Bab Doa Pengunjung untuk Orang Sakit), dan menyebutkan hadis dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. apabila menjenguk orang sakit, atau jika orang sakit dibawa kepada beliau, beliau mengucapkan:

"Hilangkanlah penyakit ini, wahai Tuhan bagi manusia. Sembuhkanlah, Engkau adalah Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan selain kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit."

Nabi SAW juga pernah menjenguk Sa‘ad bin Abi Waqqash, lalu mendoakannya: "Ya Allah, sembuhkanlah Sa‘ad dan sempurnakanlah hijrahnya."

Ada suatu keanehan, sebagaimana dikemukakan dalam *al-Fatḥ* (Fatḥ al-Bārī), yaitu adanya sebagian orang yang menganggap musykil mendoakan kesembuhan orang sakit. Mereka beralasan bahwa sakit dapat menghapuskan dosa dan mendatangkan pahala, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis. Maka, terhadap kemusykilan ini, al-Ḥāfiẓ Ibnu Ḥajar memberikan jawaban:

"Sesungguhnya doa itu adalah ibadah, dan tidaklah saling meniadakan antara pahala dan kafarat, sebab keduanya diperoleh pada permulaan sakit dan dengan sikap sabar terhadapnya. Adapun orang yang mendoakan akan mendapat dua macam kebaikan, yaitu: mungkin berhasil apa yang dimaksud — atau diganti dengan mendapatkan kemanfaatan lain — atau ditolaknya suatu bahaya. Dan semua itu merupakan karunia Allah Ta‘ala."

Baca juga: Menjenguk Orang Sakit Tidak Bergantung pada Apakah si Sakit Mengenali Orang yang Menjenguknya

Memang, seorang Muslim harus bersabar ketika menderita sakit atau ditimpa musibah, tetapi hendaklah ia tetap meminta keselamatan kepada Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

"Janganlah kamu mengharapkan bertemu musuh, dan mintalah keselamatan kepada Allah. Tetapi apabila kamu bertemu musuh, maka bersabarlah, dan ketahuilah bahwa surga itu berada di bawah bayang-bayang pedang."

Dalam hadis lain, beliau bersabda:

"Mintalah ampunan dan keselamatan kepada Allah, sebab tidaklah seseorang diberi sesuatu setelah keyakinan, yang lebih baik daripada keselamatan."

Juga dalam hadis dari Ibnu ‘Abbas, bahwa Nabi saw. bersabda: "Perbanyaklah berdoa memohon keselamatan."

Salah satu doa beliau saw. adalah: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu penjagaan dari hal yang terlarang, dan keselamatan dalam urusan dunia dan agamaku, keluargaku, dan hartaku."

Di antara doa yang ma’tsūr lainnya ialah yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amr. Ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:

"Apabila seseorang menjenguk orang sakit, maka hendaklah ia mendoakannya dengan mengucapkan, 'Ya Allah, sembuhkanlah hamba-Mu ini agar ia dapat membunuh musuh-Mu atau berjalan kepada-Mu untuk melaksanakan salat.'"

Artinya, dalam kesembuhan orang mukmin itu terdapat kebaikan bagi dirinya — karena ia dapat kembali menunaikan salat — atau kebaikan bagi umat karena mampu berjihad.

Baca juga: Menjenguk setiap Orang Sakit Berat maupun Ringan Menurut Syariat Islam

Sedangkan yang dimaksud dengan "musuh" di sini bisa jadi adalah orang-orang kafir yang memerangi umat Islam, atau iblis dan tentaranya. Maka, dengan kesehatannya, seorang Muslim dapat menumpas mereka dengan serangan nyata, dan mematahkan argumentasi mereka dengan hujah yang kokoh.

Selain itu, ada pula hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas, bahwa Nabi saw. bersabda:

"Barang siapa yang menjenguk orang sakit yang belum tiba ajalnya, lalu mengucapkan doa ini di sampingnya sebanyak tujuh kali: 'Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan ‘Arsy yang agung, semoga Dia berkenan menyembuhkanmu,' niscaya Allah akan menyembuhkannya dari penyakit tersebut."

(mif)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Ahad 26 Oktober 2025
Imsak
04:01
Shubuh
04:11
Dhuhur
11:40
Ashar
14:52
Maghrib
17:49
Isya
18:59
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan